TEMPO.CO, Jakarta -Politikus PKS Fahri Hamzah menilai ketidakjelasan prosedur partainya untuk menyeleksi calon wakil presiden untuk Prabowo Subianto akan membuat blunder bagi PKS sendiri. Menurut Fahri, ketidakjelasan prosedur itu bisa menghasilkan pilihan yang dianggap tidak punya tenaga untuk memenangkan pertarungan. Fahri cemas, PKS bukan lagi pemain dalam pertarungan, tapi bagian dari pemenangan pemilu.
"Akhirnya nanti PKS hanya sebagai tim sukses saja (dalam Pemilu 2019)," kata Fahri Hamzah di DPR, Jumat 13 April 2018.
Baca juga: Fahri Hamzah Beri Syarat Presiden PKS Jika Ingin Laporan Dicabut
Fahri menunjukkan sejumlah gelagat untuk itu. Salah satunya adalah di arus bawah PKS, menginginkan PKS membawa kartu Anis Matta untuk Pilpres 2019. Namun Anis Matta menurut Fahri Hamzah jusru semakin disingkirkan, bukan disegerakan untuk dipilih.
"Muncul gejala di dalam yang mau mengerucutkan nama. Dan nama Anis tidak disebut dengan berbagai alasan. Ini perlu dicermati karena bisa menyebabkan kekacauan di dalam," ucapnya.
Seperti diketahui, PKS menggodok sembilan nama untuk menjadi capres dan cawapres Pemilu 2019. Mereka adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Sohibul Iman, Irwan Prayitno, Salim Segaf Al'Jufrie, Tifatul Sembiring, Al Muzammil Yusuf, Mardani Ali Sera, dan Anis Matta.
Baca juga: Soal Pidato Prabowo, Fahri Hamzah: Harus Dijawab dengan Mantap
Namun menurut Fahri, hingga saat ini tidak ada kejelasan mekanisme internal untuk menjaring sembilan nama tersebut. Tidak adanya prosedur terlihat dari orang yang memegang kekuasaan di dalam posisi penting itu. Akhirnya, kata Fahri Hamzahmereka memiliki kekuasaan secara subjektif menyingkirkan orang yang tidak disukai.
Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini tidak ambil pusing isu yang dilontarkan Fahri bahwa ada upaya menjegal Anis. Yang jelas, kata dia, PKS memutuskan siapa yang terpilih dari sembilan nama sesuai mekanisme yang ada di partai.
"Memutuskan dari sembilan nama menjadi satu ada mekanismenya, yaitu lewat keputusan rapat majelis syuro," ucapnya.
Sembilan nama tersebut akan dikerucutkan pada Juli mendatang. Penyaringan tersebut tentunya akan dilakukan dengan berbagai pertimbangan di antaranya popularitas dan elektabilitas.
"Dan yang tidak kalah pentingnya juga sesuai dengan kesepakatan yang disepakati dengan mitra koalisi," ujarnya. "Sebelum pendaftaran capres dan cawapres Inshaallah sudah mengerucut menjadi satu."
IMAM HAMDI
Lihat juga video webseries: Sarjana Komputer Ini Penemu Trend Bisnis Kopi di Indonesia