TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuzy alias Romy mengatakan Prabowo Subianto pernah menyatakan minatnya untuk menjadi calon wakil presiden Joko Widodo atau Jokowi. Kesungguhan itu dinilai Romy dengan cara Prabowo mengirim utusannya kepada Jokowi pada Selasa 9 April 2018 lalu.
"Kalau tidak positif (berkeinginan), tidak mungkin akan mengirimkan utusan untuk menanyakan kemungkinan menjadi wakilnya Jokowi," kata Romy di Semarang, Jumat 13 April 2018.
Romy mengisahkan kronologi keinginan Prabowo tersebut yang sudah terjadi sejak November 2017 lalu. Romy mengungkap pertemuan antara Prabowo dan Jokowi terjadi dua kali pada November, meski tak diketahui siapa yang mengajak terlebih dulu.
Baca juga: Gerindra Puji Foto Prabowo Telanjang Dada, Kritik Jokowi Touring
"Dan saat itu Pak Prabowo menyampaikan, 'dalam pertemuan terakhir di bulan November itu saya merasa sangat terhormat, di akhir perjuangan saya, bisa dipinang sebagai wakil presiden'. Kalau melihat kalimatnya, bisa jadi Pak Jokowi yang mengambil inisiatif," ujar Romy.
Romy mengatakan, ia mengetahui hal tersebut karena saat itu Jokowi juga menanyakan pendapat kepadanya soal kemungkinan berkoalisi dengan Prabowo pada Pilpres 2019. Tanpa berpikir panjang, ia mengatakan setuju kepada Jokowi.
"Kenapa saya tahu, karena waktu itu pak Jokowi juga menanyakan kepada saya, 'bagaimana menurut mas Romy apakah baik atau tidak, kalau Prabowo saya gandeng sebagai calon wakil presiden'. Saya waktu itu tanpa berkonsultasi dengan siapa pun langsung mengatakan setuju," ucap Romy.
Baca juga: Fadli Zon Minta Jokowi Pamerkan Dada Seperti Prabowo
Menurut Romy, saat itu Jokowi terlihat kaget dengan jawabannya. Namun Romy memiliki alasan kenapa setuju jika Jokowi menggandeng Prabowo dalam Pilpres 2019. Salah satunya adalah jika Jokowi dan Prabowo bersatu maka suara yang akan diraih mencapai 70 persen sehingga tak perlu ada gontok-gontokan di masyarakat.