TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan munculnya kampanye media sosial dengan tagar #2019Ganti Presiden adalah hal biasa. Kampanye itu dianggap sama dengan kampanye dua periode untuk Jokowi.
"Itu yang namanya dinamika politik, sah-sah saja, yang penting suasana harus dijaga supaya tidak gaduh," kata Dasco di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis 5 April 2018. Dasco menilai kampanye tersebut sama halnya dengan kampanye presiden dua periode.
Baca juga: Ada #2019GantiPresiden, Ruhut: PKS Mau Ganti Fahri Aja Gak Bisa
Dasco, yang juga Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan DPR, menilai tak mungkin semua pihak menginginkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat selama dua periode. Namun, ia meminta semua pihak menjaga situasi politik tidak gaduh. "Kalau semua mau presiden tetap dua periode, nggak demokrasi namanya," ujarnya.
Gerakan bertagar #2019GantiPresiden ramai diperbincangkan di media sosial. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera dikenal sebagai penggagas gerakan tersebut. Ia mengatakan mengusung gerakan ini untuk mendidik masyarakat dalam berpolitik.
Baca juga: Dukung Gerakan #2019GantiPresiden, Fadli Zon Ingin Cari Kausnya
Mardani, sebelumnya, juga mengatakan gerakan ini merupakan antitesa dari gerakan yang sudah bergulir yaitu "Dua Periode" untuk Jokowi. Demokrasi, kata dia, memerlukan kompetisi bila ingin berjalan lebih baik.
Dasco menambahkan munculnya gerakan tersebut bukan berarti pemerintahan Presiden Jokowi gagal. "Yang menilai kan rakyat, tapi kalau ada sebagian yang pengin ganti presiden, itu berarti yakin bahwa calon yang akan diusung programnya lebih bagus daripada yang sekarang," ujarnya.