TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal Gatot Nurmantyo, turut melayat Probosutedjo, yang meninggal pada Senin pagi. Gatot pun menyebut figur adik Presiden Soeharto itu adalah seseorang yang mengabdikan diri.
"Jangan melihat sebagai pengusahanya, tapi banyak sekolah-sekolah dibangun oleh beliau ini," ujarnya selepas melayat ke rumah duka di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin, 26 Maret 2018.
Baca: Tetangga Kehilangan Probosutedjo yang Dermawan
Gatot mengatakan sudah lama tak bertemu dengan Probosutedjo. Terakhir kali, ia bertemu dengan tokoh Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) itu sekitar tiga tahun lalu. Saat itu, Probo memberikan petuah kepadanya. "Beliau menyampaikan, sebagai orang harus selalu bersabar dan bisa berbuat untuk banyak orang," kata Gatot.
Setelah itu, lantaran kondisi kesehatan Probo mulai memburuk, Gatot mulai jarang berjumpa dengannya.
Selain itu, Gatot mengenal Probosutedjo sebagai anak seorang pahlawan. Probosutedjo adalah anak Lurah Kemusuk. "Bapaknya adalah korban yang dibunuh oleh Belanda karena melindungi Pak Harto pada saat perjuangan," ucapnya.
Baca: Figur Probosutedjo di Mata Anies Baswedan dan Sandiaga
Pengusaha Probosutedjo, yang juga adik Presiden Soeharto, meninggal Senin pagi ini. Ia mengembuskan napas terakhir pukul 07.00 di Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo setelah dirawat sejak Kamis, 22 Maret 2018, akibat penyakit kanker tiroid.
Probosutedjo merupakan adik seibu Soeharto dari Sukirah. Dia lahir pada 1 Mei 1930 di Yogyakarta. Sejak muda, almarhum fokus pada dunia pendidikan. Dia sempat menjadi guru hingga akhirnya mendirikan sejumlah perguruan tinggi, seperti Institut Pertanian Yogyakarta, Akademi Wiraswasta pada 1981, serta Universitas Mertju Buana pada 1985. Pengalaman Probosutedjo sebagai guru pun membawanya ke dunia usaha.