TEMPO.CO, Yogyakarta - Para tetangga di sekitar kompleks Museum H.M Soeharto, Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, amat berduka atas wafatnya pengusaha Probosutedjo, adik mantan presiden Soeharto, Senin, 26 Maret 2018. "Pak Probo amat berjasa menghidupkan Argomulyo, masyarakat jadi lebih sejahtera, serta berpendidikan layak," kata penduduk Dukuh Kemusuk Argomulyo, Ngadiono, di kompleks Museum Soeharto, Sedayu, Senin, 26 Maret.
Selain membangun Museum H.M Soeharto di Kemusuk, ujar Ngadiono, Probo membangun Universitas Mercu Buana di Yogyakarta. "Banyak pelajar SMA/SMK di sini yang tak mampu melanjutkan sekolah, dikuliahkan gratis di Universitas Mercu Buana yang didirikannya."
Baca:
Probosutedjo, 20 tahun Berperang Melawan Kanker Tiroid
Sri Edi Swasono: Probosutedjo Pembela...
Berdirinya Museum HM. Soeharto juga membuat warga sekitar kompleks jadi punya penghasilan tambahan dengan berjualan di sekitar museum. Museum itu sering dikunjungi orang yang biasa datang secara rombongan. “Warga yang sebelumnya enggak berjualan, jadi berjualan," ujar Ngadiono.
Sarwanto, 48 tahun, penduduk Kemusuk yang juga menjaga Museum Soeharto menuturkan, Probo sering sekali meluangkan waktu singgah dan menginap di kompleks museum. "Saat menginap di museum itu, beliau sering bertemu warga, foto-foto, dan silaturahmi," ujarnya.
Baca juga:
Probosutedjo, Guru yang Pengusaha
Probosutedjo Rencananya Dimakamkan di Yogyakarta
Probo juga sering mengundang para veteran asal Yogyakarta untuk bertemu dengannya di Museum Soeharto untuk sekadar makan bersama dan memberi uang saku. "Sebulan bisa dua sampai tiga kali datang ke museum, tidur di sini beberapa hari," ujar Sarwanto.
Budi Prayitno, 53 tahun, penduduk Dusun Kemusuk lainnya, menuturkan Probosutedjo sering menyumbang kurban beberapa ekor sapi saat Lebaran kurban dan santunan kepada anak yatim di dusun itu. "Almarhum bukan orang yang suka jaga gengsi. Akrab dengan siapa saja, dari anak-anak sampai orang tua."