TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mengimbau masyarakat untuk rasional dalam mengkonsumsi informasi dari media sosial. "Jangan dengan emosional, tapi dengan rasional," ujarnya saat melakukan silaturahmi dengan Persatuan Tarbiyah Islamiyah, di Jakarta, Sabtu, 3 Maret 2018.
Tito mengatakan penyebaran hoax dan fitnah di media sosial tidak akan menjadi sebuah ancaman jika dibaca dengan rasional. Sebaliknya, kata dia, jika informasi-informasi yang tidak benar dibaca dengan emosional, hal ini akan memicu konflik dan perpecahan.
Baca: Penyebar Hoax Orang Gila Masuk Pesantren Anggota The Family MCA
Menurut Tito, memilih dan memilah informasi itu perlu untuk mengetahui berita yang benar dan bohong. Setelah itu, dia menyarankan, agar informasi di-cross check ke sumber lain untuk memastikan berita itu benar. "Filter dan tabayun terhadap informasi yang kita peroleh," ujarnya.
Tito menyebutkan bahwa tidak berhati-hati menggunakan media sosial sangat berpotensi memecah belah persatuan ditambah dengan membawa-bawa unsur suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). "Berita bohong dengan unsur agama, suku, jika dicerna dengan emosional bukan rasional akan sangat berpotensi memecah belah NKRI," katanya.
Tito mencontohkan, isu penyerangan tokoh agama, dari 45 kasus yang diterima Polri hanya tiga kasus yang memang terjadi, yakni penyerangan ulama yang terjadi di Jawa Timur dan dua yang terjadi di Jawa Barat. "Selebihnya hoax," ujarnya.
Baca: Sebar Hoax Penganiayaan, Ini Motif Marbot Masjid Pameungpeuk
Kapolri Tito Karnavian menambahkan, Polri juga masih memburu koneksi dari penyebar hoax ini, tidak menutup kemungkinan ada yang sengaja mendesainnya.