TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar masih mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah serta sebagian Riau. Ihwalnya, menurut Siti, ada peluang titik api 60 persen dan ada 92 hotspot di dua provinsi tersebut.
"KLHK terus waspada walaupun kasus Karhutla sudah berkurang jauh dari 2015 hingga 2017. Karena hari ini ada peluang titik api 60 persen, itu ada 92 hotspot," kata Siti Nurbaya saat ditemui di gedung KPK Merah Putih, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan pada Senin, 19 Februari 2018.
Sebagai upaya antisipasi, kata Siti, dia terus menjalin komunikasi dengan Gubernur Kalteng dan Kalbar. Sementara untuk Provinsi Riau, pihaknya telah mengecek langsung pada Jumat pekan lalu. "Yang paling penting sebenarnya adalah koordinasi lapangan dan Satgas bekerja di lapangan secara aktif," kata Siti.
Baca: Menjelang Asian Games, Jokowi Minta Tidak Ada Kebakaran Hutan
Pada Ahad, 18 Februari 2018, Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Manggala Agni, terus lakukan pemadaman pada beberapa titik karhutla, di wilayah Riau dan Kalimantan Barat. Didukung TNI, POLRI, BPBD, dan masyarakat, Manggala Agni lakukan pemadaman tanpa kenal waktu dan jarak.
Salah satunya saat pemadaman di Desa Lukun, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, Sabtu 17 Februari 2018. Hingga saat ini, pemadaman juga masih dilakukan pada beberapa wilayah lainnya di Riau, yaitu di Kelurahan Tanjung Palas, Kota Dumai, di Kelurahan Air Hitam dan Kelurahan Muara Fajar Barat, Kota Pekanbaru, serta di Desa Tuah Indrapura dan Kelurahan Dayun, Kabupaten Siak.
Seperti di Kalimantan Barat, Manggala Agni Daops Pontianak, melakukan penanganan Karhutla di Dusun Suka Makmur, Desa Sungai Asam, Kecamatan Sungai Raya dan di Parit Sembin, Desa Sungai Raya, Kecamatan Sungai Raya, serta di Wonodadi, Desa Arang Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Bersama-sama dengan TNI, POLRI, BPBD Kubu Raya dibantu oleh KPHP Kubu Raya dan masyarakat, bersama-sama lakukan pemadaman di wilayah ini.
Baca: Jokowi Minta Pangdam dan Kapolda Dicopot Jika Ada Kebakaran Hutan
Di hari yang sama, kebakaran hutan seluas lebih kurang 5 hektare di Kawasan Cagar Alam Mandor, juga langsung ditanggulangi Manggala Agni dan Tim Pemadam Karhutla Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, Resort Konservasi Wilayah Mandor.
Sementara itu, Manggala Agni Daops Ketapang juga melakukan pemadaman di Desa Suka Maju, Kecamatan Muara Pawan dan di Dusun Medan Sepakat, Desa Sungai Bakau, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang yang terjadi pada areal masyarakat. "Saya tahu persis manggala agni, BPBD, dan lainnya kerja keras di lapangan. Tetapi kalau lihat datanya, memang ini sedikit lebih panas dari tahun lalu. Jadi harus waspada," kata Siti.
Dalam mendukung upaya pengendalian karhutla tersebut, saat ini pemda Kalimantan Barat menetapkan status siaga darurat melalui Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 17/BPBD/2018 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Penanganan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalimantan Barat Tahun 2018, yang ditetapkan tanggal 2 Januari 2018.
Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK pada Sabtu lalu, pukul 20.00 WIB, mencatat 33 hotspot yang terpantau satelit NOAA-19, yang tersebar di Provinsi Kalimantan Tengah (5 titik), Kalimantan Barat (25 titik), Riau (1 titik), Sulawesi Selatan (1 titik), dan Lampung (1 titik). Sementara Satelit TERRA-AQUA (NASA) mencatat hanya ada satu hotspot, yaitu di Provinsi Kalimantan Tengah.https://nasional.tempo.co/read/1057851/jokowi-minta-pangdam-dan-kapolda-dicopot-jika-ada-kebakaran-hutan