TEMPO.CO, Jakarta - Anies Baswedan berpeluang menjadi penantang kuat Joko Widodo atau Jokowi di Pemilihan Presiden 2019. Menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari, peluang itu ada jika Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tak maju jadi calon presiden.
“Jika nama Prabowo tidak masuk, Anies Baswedan bisa jadi kuda hitam, melawan Jokowi dalam pilpres mendatang,” ujar Qodari di Hotel Atlet Century, Jakarta, Kamis, 15 Desember 2018.
Dalam survei yang dilakukan Indo Barometer tersebut menunjukkan 49,9 persen dukungan terhadap Jokowi dan 12,1 persen dukungan terhadap Anies, jika kedua tokoh itu dipertemukan dalam kontestasi pemilihan presiden 2019 mendatang.
Baca juga: Diusung Jadi Capres, Prabowo: Kalau Tidak Kuat, Saya Akan Lapor
Qodari beralasan, jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta mendongkrak elektabilitasnya dalam pencalonan presiden. “Anies, karena dia di Ibu Kota maka banyak media nasional yang juga memberitakan dia, selain itu kebijakan DP Rp 0 juga menjadi pendongkrak dukungannya,” tutur dia.
Program DP Rp 0 milik Anies Baswedan dapat mengalahkan Prabowo pada angka survei dalam kompetensi mengatasi masalah rumah terjangkau. Sebanyak 9,4 persen responden menganggap Anies dapat menyelesaikan masalah perumahan. “Sedangkan Prabowo hanya 8,1 persen,” ucap Qodari.
Prabowo Subianto hingga kini belum secara resmi menyatakan akan maju dalam Pilpres 2019. Namun seluruh kader Gerindra dalam perayaan ulang tahun partai itu beberapa waktu lalu sepakat mengusung Prabowo di Pilpres 2019.
Menurut Prabowo, pendaftaran calon presiden baru akan dibuka pada Agustus 2018 mendatang. "Dari dulu, dari kecil, saya ingin mengabdi kepada negara dan bangsa," kata dia usai perayaan HUT Gerindra ke-10 di Ragunan, Sabtu, 10 Februari 2018.
Baca juga: HUT Gerindra, Prabowo Dielu-elukan sebagai Presiden
Dalam pidatonya, Prabowo Subianto mengatakan dia sebagai pembawa bendera atau garda terdepan dalam kepemimpinan. Namun, dia mengatakan jika dia sudah tidak kuat dia akan mengomunikasikan hal tersebut. "Kalau saya tidak kuat, saya akan lapor, saya tidak kuat lagi, turun cari pengganti saya," ucap dia.
Indo Barometer mengadakan survei di 34 provinsi di Indonesia pada 23 hingga 30 Januari 2018. Sampel yang digunakan sebanyak 1200 responden, dengan margin of error sebesar 2,83 persen pada titik kepercayaan 95 persen.
Metode yang digunakan ialah multistage random sampling kepada WNI yang memiliki hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku. Teknik pengumpulan data survei ini dengan melakukan wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.