Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Jirhas Ranie, Ibu Berhijab Bersihkan Gereja St Lidwina

image-gnews
Jirhas Ranie dan suami Ahmad Muttaqien Alim. Jirhas Ranie menjadi viral setelah fotonya membersihkan Gereja Sleman viral. Tempo/Pribadi Wicaksono
Jirhas Ranie dan suami Ahmad Muttaqien Alim. Jirhas Ranie menjadi viral setelah fotonya membersihkan Gereja Sleman viral. Tempo/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pascapenyerangan Gereja St Lidwina, Bedog, Sleman masyarakat sekitar bahu membahu membersihkan puing-puing dalam gereja tersebut. Salah satu yang mencuri perhatian adalah sesosok perempuan berhijab yang ikut membersihkan puing-puing dalam Gereja St Lidwina tersebut.

Perempuan bernama Jirhas Ranie, 30 tahun, itu pun jadi pembicaraan di dunia maya. Jirhas Ranie merupakan warga perumahan Nogotirto Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta yang tak jauh dari lokasi gereja.

Baca juga: Penyerangan di Gereja St Lidwina, Ancaman Serius di Tahun Politik

Pada Minggu 11 Februari 2018, Gereja St Lidwina diserang seorang pria yang membawa pedang. Pria yang kemudian diketahui bernama Suliyono itu membabi buta menyerang umat dan pimpinan misa saat itu Romo Edmun Prier SJ.

“Saya sebenarnya cuma niat mampir ke gereja itu setelah mengantar anak sekolah bareng suami,” ujar Jirhas Ranie saat ditemui Tempo di rumahnya kawasan perumahan Nogotirto Sleman, Selasa 13 Februari 2018.

Gereja Lidwina yang diserang itu, ujar Ranie, kebetulan berada di jalur ia biasa mengantar sakolah anaknya di SD Nurul Islam II Sleman. Gereja itu hanya berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya dan sering menjadi jalurnya menghabiskan bersepeda sore bersama anak dan suaminya.

Alumnus Universitas Islam itu menuturkan, awalnya mendengar kabar gereja itu diserang pada Minggu siang 11 Februari 2018 dari media sosial. “Saya mikirnya pas itu ‘Loh, ini kan tetangga rumah,’, saya jadi penasaran, bagaimana sih kondisinya,’ ujar Ranie.

Namun karena usai mendapat kabar itu hujan angin menerjang kawasan tersebut, Ranie mengurungkan niat menyambangi dan menengok gereja itu.

Akhirnya keesokan harinya, sekitar pukul 07.15, usai mengantar sang anak sekolah, Ranie mampir.

“Awalnya saya juga agak kagok (gugup), takut menggangu karena di situ kan sedang berduka, saya cuma ingin ucapkan ikut belasungkawa dan kebetulan ada bapak-bapak yang ada di depan gereja, eh malah dipersilakan masuk melihat-lihat,” ujarnya.

Suasana gereja saat itu masih cukup sepi. Meski masih ada segelintir awak media sedang memantau kondisi pasca penyerangan. Garis polisi yang awalnya melindungi gereja itu sendiri kebetulan sudah dilepas pihak kepolisian pada malam harinya setelah pihak gereja minta izin untuk bisa segera membereskan noda darah dari korban dan pelaku di berbagai sudut gereja. Rani pun pagi itu tak bertemu polisi yang berjaga karena sedang berganti shift.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat melihat kondisi dalam gereja Ranie kaget bukan kepalang. Darah berceceran di mana-mana. Di kursi, lantai, altar, bahkan sampai bagian belakang gereja.

Ranie dan suaminya lalu mencoba melihat bagian mimbar gereja tempat Romo Karl Edmund Prier dibacok pelaku saat memimpin ibadah. Ia pun lebih shock karena kondisi mimbar itu lebih berantakan. Serpihan debu keramik patung Yesus dan Bunda Maria yang dirusak pelaku seperti bercampur dengan darah di lantai, seperti habis terkena gempa bumi.

Baca juga: Serang Gereja St Lidwina, Suliyono Pernah ke Poso

“Berantakan sekali di dalam, masak saya sudah dipersilakan masuk malah diam dan cuma lihat-lihat dengan kondisi itu? Kan nggak elok, apalagi belum banyak orang saat itu, saya ngga mau cuma ‘memantau’,” ujar Ranie.

Perempuan kelahiran 28 September 1987 itu lalu melihat sekeliling dan menemukan sapu. Ia lantas meraih sapu itu, menyapu bagian yang terlihat banyak puing-puing pecahan batako. Sedangkan sang suami Ahmad Muttaqin Alim, 37 tahun, membantu membereskan kursi-kursi yang terbalik.

Warga dan umat sebelumnya memang sempat melempari pelaku penyerangan dengan pecahan batako dari luar agar menghentikan aksinya merusak gereja dan menyerang umat.

Saat menyapu dengan latar patung Yesus yang dirusak itulah Ranie baru sadar sedang diambil gambarnya oleh awak media. Namun ia tetap cuek melanjutkan aktivitasnya.

“Masak niat baik saya membantu membersihkan harus batal gara-gara ada yang mau mengambil foto? Jadi saya nggak peduli yang penting bantuin,” ujar Ranie.

Kurang lebih satu setengah jam berada di Gereja St Lidwina, Ranie dan suami pamit undur diri karena warga gereja sudah mulai berdatangan untuk kerja bakti membersihkan.

Foto Ranie pun akhirnya jadi viral di dunia maya. Ada yang menyindir ada pula yang mengapresiasi. “Saya nggak peduli apapun respon orang, soal niat hati saya membantu di situ biar jadi urusan kelak saya kepada Allah,” ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Konflik Dua Kubu Jemaat, Bangunan Gereja HKBP Cibinong Dirusak

18 Oktober 2022

Bangunan Gereja HKBP Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Foto: ANTARA/HO-Humas Polres Bogor
Konflik Dua Kubu Jemaat, Bangunan Gereja HKBP Cibinong Dirusak

Bangunan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dirusak sekelompok orang.


Geng Jalanan Serbu Gereja di Liberia, 29 Jemaat Tewas Terinjak-Injak

20 Januari 2022

Ilustrasi Perampokan. roadsafety.co.za
Geng Jalanan Serbu Gereja di Liberia, 29 Jemaat Tewas Terinjak-Injak

Kelompok perampok menyerbu gereja di Liberia menyebabkan kepanikan sehingga 29 orang tewas saat mencoba menyelamatkan diri terjatuh dan terinjak-injak


Kibuli Polisi, Ini Ancaman Hukuman Penyebar Hoax Bom Duren Sawit

16 Mei 2018

Pelaku penelpon laporan hoax tentang ancaman teror bom Gereja Santa Anna, Duren Sawit, Jakarta Timur saat memberikan keterangan di Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur, Selasa, 15 Mei 2018. TEMPO/Syafiul Hadi
Kibuli Polisi, Ini Ancaman Hukuman Penyebar Hoax Bom Duren Sawit

Penelepon Hoax Bom Duren Sawit Muhammad Irfan Ardiansyah mengaku tak memiliki niat khusus menyebar teror bom Gereja Santa Anna.


Jenazah Legita, Korban Bom Surabaya Akan Dikremasi Besok

15 Mei 2018

Rumah Legita alias Lim Gwat Ni, 54 tahun, korban bom Surabaya di Poris Indah Cipondoh Kota Tangerang, 15 Mei 2018. TEMPO/AYU CIPTA
Jenazah Legita, Korban Bom Surabaya Akan Dikremasi Besok

Misa Requiem korban teror bom Surabaya, Legita alias Lim Gwat Ni, digelar siang ini di Gereja Katolik Hati Santa Maria Tak bernoda, Paroki Tangerang.


Jakarta Siaga 1, Polisi Tangkap 2 Orang Mencurigakan di Matraman

14 Mei 2018

Sejumlah anggota Polisi Berjaga didepan Gereja Santa Anna, Duren Sawit, Jakarta Timur, 14 Mei 2018. Tempo/Fakhri Hermansyah
Jakarta Siaga 1, Polisi Tangkap 2 Orang Mencurigakan di Matraman

Dua orang mencurigakan ditangkap semalam oleh polisi di Matraman, Jakarta Timur, beberapa jam setelah Kapolda Metro Jaya menyatakan Jakarta Siaga 1.


Jakarta Siaga 1, Instruksi Anies Baswedan Soal Ancaman Teroris

14 Mei 2018

Polisi berjaga disekitar gereja Santa Anna di Duren Sawit, Jakarta Timur 14 mei 2018. Polisi berjaga dari jam 08.00 WIB karena ada info ada paket bom dari ransel yang dilempar ke dalam gereja. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Jakarta Siaga 1, Instruksi Anies Baswedan Soal Ancaman Teroris

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan minta aparat pemerintah meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman teroris setelah Jakarta Siaga 1.


Penggalan Doa Romo Prier untuk Penyerang Gereja St Lidwina

21 Februari 2018

Suasana Gereja Santa Lidwina, sehari setelah terjadinya penyerangan di Sleman, Yogyakarta, 12 Februari 2018. Umat dan warga gotong royong membersihkan gereja dari bekas ceceran darah dan juga peralatan yang rusak. Tempo/Pribadi Wicaksono
Penggalan Doa Romo Prier untuk Penyerang Gereja St Lidwina

Romo Edmund Prier mendatangi Polda DIY. Pada kesempatan itu, Prier mengungkapkan doa untuk penyerang Gereja St Lidwina.


Densus 88 Dalami Penyerang Gereja Lidwina dengan Jaringan Teror

19 Februari 2018

Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik Santa Lidwina, DI Yogyakarta, 11 Februari 2018. Polisi berhasil mengamankan satu tersangka. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Densus 88 Dalami Penyerang Gereja Lidwina dengan Jaringan Teror

Pemeriksaan dilakukan di Markas Komando Brigade Mobil, Kelapa dua, Depok.


Buya Syafii Maarif Kagum dengan Romo Prier dari Gereja St Lidwina

17 Februari 2018

Penyerangan terhadap Gereja Santa Lidwina, Bedog, Sleman, Yogyakarta pada Minggu pagi, 11 Februari 2018, menjadi perhatian dan keprihatinan banyak pihak. HAND WAHYU
Buya Syafii Maarif Kagum dengan Romo Prier dari Gereja St Lidwina

Buya Syafii Maarif mengaku terhenyak dengan pernyataan Romo Karl Edmund Prier S.J. yang menjadi korban penyerangan Gereja St Lidwina.


Saat Romo Prier Pilih Memaafkan Penyerang Gereja St Lidwina

17 Februari 2018

Suasana pasca-penyerangan Gereja Santa Lidwina, Sleman Yogyakarta. Aparat kepolisian terlihat masih berjaga-jaga di sekitar lokasi. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Saat Romo Prier Pilih Memaafkan Penyerang Gereja St Lidwina

Romo Prier mengaku tak punya dendam pada Suliyono, penyerang Gereja St Lidwina Bedog Yogya.