TEMPO.CO, Semarang - Pakar transportasi Universitas Katolik Sugijopranata Semarang, Djoko Setijowarno, mengatakan kecelakaan bus di Tanjakan Emen pada Sabtu, 10 Februari 2018, perlu dikaji dari beragam faktor. Djoko menilai umumnya kecelakaan disebabkan faktor manusia, prasarana, sarana, dan lingkungan.
“Setiap kecelakaan penyebabnya beragam. Oleh sebab itu, perlunya investigasi oleh institusi yang telah ditunjuk, yakni KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi),” katanya kepada Tempo, Ahad, 11 Februari 2018.
Menurut Djoko, salah satu penyebab bus pariwisata berulang kali mengalami kecelakaan adalah pengemudi bus sering mengalami perlakuan yang kurang menyehatkan fisiknya.
Baca juga: Korban Tanjakan Emen Akan Dimakamkan Secara Massal di Tangsel
Ia menyebutkan seharusnya tempat wisata atau tempat menginap wisatawan juga menyediakan ruang khusus buat pengemudi bus wisata. “Hasil tersebut sudah pernah direkomendasikan KNKT, yang ditujukan ke Kementerian Pariwisata dan asosiasi perhotelan,” ujarnya.
Perlunya penginapan itu untuk menjaga agar kondisi fisik pengemudi bisa pulih dan tidak mudah mengantuk ketika mengemudi karena tidak mendapat waktu istirahat yang cukup, tidur di tempat yang kurang layak, seperti di ruang bagasi bus, dalam bus, atau di lapangan terbuka.
Djoko menyarankan angkutan untuk keperluan pariwisata harus menggunakan layanan bus khusus wisata. Saran yang ia sampaikan itu mengacu pada sejumlah pengusaha angkutan yang terkadang masih menggunakan angkutan penumpang umum untuk keperluan wisata.
Baca juga: Kecelakaan di Tanjakan Emen, 23 Ambulans Tangsel Jemput Korban
Ia juga berharap pemerintah memberikan sanksi tegas, baik sanksi ringan berupa larangan beroperasi dalam rentang waktu tertentu, mencabut izin usaha, maupun sanksi pidana, agar ada efek jera. “Sanksi juga berlaku bagi petugas kir yang meloloskan uji kir yang kemungkinan tidak layak,” ucapnya.
Kecelakaan di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu lalu itu menelan 27 korban tewas warga Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Polisi menduga kendaraan pariwisata itu mengalami rem blong.