TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria tak dikenal membawa samurai masuk ke dalam Gereja St Lidwina, Bedog, Sleman, Yogyakarta pada Ahad pagi, 11 Februari 2018. Pria ini menyerang membabi buta orang-orang yang berada dalam gereja termasuk Romo Edmund Prier SJ yang tengah memimpin ibadah Minggu pagi tadi.
Pria yang akhirnya diketahui seorang mahasiswa bernama Suliyono, 23 tahun, ini juga melukai empat orang lainnya. “Umat sedang menyanyi dalam acara kemuliaan, lalu ada seorang membawa pedang dan melukai beberapa orang sebelum berjalan ke altar,” ujar Heni, saksi dalam kejadian tersebut, kepada Tempo.
Seorang saksi lainnya, Danang Jaya, warga Nogotirto, Gamping, Sleman kepada Antara mengatakan peristiwa ini terjadi saat Misa masih berlangsung. Pelaku yang membawa samurai sepanjang satu meter itu langsung mengamuk dan merusak benda-benda yang ada di dalam gereja seperti patung dan perabot lainnya.
Ia mengatakan pelaku kemudian menyerang umat yang ada di dalam gereja sehingga menimbukan kepanikan di dalam gereja. "Pelaku kemudian mendatangi dan menyerang Romo yang sedang memimpin misa," katanya.
Baca juga: Pernyataan Sultan Soal Baksos Gereja, Kiai Muhaimin: Disorientasi
Pelaku yang mengenakan baju hitam dan membawa satu ransel di tangan kanannya terus mengancam jemaah dengan pedang di tangan kirinya. Jemaah mencoba untuk menghentikan aksi Suliyono dengan melempar benda-benda yang ada di gereja. Pelaku berusaha menghindar dari lemparan tersebut dan tetap mengacungkan pedangnya.
Pelaku masuk dari pintu gereja bagian barat langsung menyerang korban yang bernama Martinus Parmadi Subiantoro. Pelaku masuk ke gedung utama gereja sambil mengayun ayunkan senjata tajam sehingga para jemaat juga membubarkan diri. Selanjutnya pelaku berlari ke arah koor dan langsung menyerang Romo Prier yang sedang memimpin misa.
Pelaku terus menyerang jemaat yang masih berada di dalam gereja dan mengenai korban bernama Budi Purnomo. Suliyono tetap mengayun-ayunkan senjata tajamnya ke patung Yesus dan patung bunda Maria yg berada di mimbar gereja.
Polisi yang dihubungi kemudian mendatangi Gereja St Lidwina. Saat itu pelaku masih berada di dalam gereja. Polisi mencoba bernegosiasi dengan pelaku agar menyerahkan diri.
"Beberapa saat kemudian datang polisi berpakaian preman dan langsung meminta pelaku menyerah. Namun karena pelaku tidak mau menyerah maka langsung dilumpuhkan dengan tembakan pada kakinya," kata Danang.
Ia mengatakan meski pelaku sudah ditembak kakinya namun tetap berusaha menyerang anggota polisi tersebut. "Petugas polisi tersebut sampai jatuh dan hampir terkena sabetan pedang," katanya.
Setelah dilumpuhkan dengan tembakan, massa yang ada di luar gereja langsung masuk dan menangkap pelaku kemudian beramai-ramai membawanya keluar gereja.
Baca juga: Gereja St Lidwina Sleman Diserang Pria dengan Samurai
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian DIY Ajun Komisaris Besar Yulianto menyatakan, korban berjumlah 5 orang dan sedang dirawat di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada. Menurut Yulianto, walaupun kejadian tersebut terjadi di gereja, aksi itu bukan sebuah teror melainkan kasus penganiayaan. “Kalau teror kan pake bom. Ini orang bacok jadi termasuk kasus penganiayaan,” tutur Yulianto.