TEMPO.CO, Jakarta - Potensi bencana tanah longsor meningkat di seluruh daerah di Pulau Jawa seiring dengan datangnya cuaca ekstrem, yang ditandai dengan tingginya curah hujan, akan berlanjut hingga Maret mendatang. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan wilayah tengah dan selatan Pulau Jawa menjadi daerah yang paling terancam. “Meluas di daerah-daerah yang memiliki topografi pegunungan, perbukitan, dan lereng-lereng tebing yang di bawahnya banyak permukiman,” kata Sutopo, Kamis, 8 Februari 2018.
Peta potensi tanah longsor bulan ini menunjukkan ancaman terbesar berurutan di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di Jawa Barat, sejumlah kabupaten dan kota, seperti Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Bandung Barat, Bandung Selatan, Purwakarta, Garut, Sumedang, Kuningan, serta Tasikmalaya, menjadi daerah yang paling terancam.
Baca: BNPB: Belum Genap 2 Bulan, Terjadi 275 Bencana Alam pada 2018
Di wilayah Jawa Tengah, potensi tanah longsor meluas hingga Kabupaten Banjarnegara, Cilacap, Purwokerto, Purworejo, Pekalongan, Temanggung, Semarang, Karanganyar, Tegal, Wonogiri, Magelang, Purbalingga, dan Boyolali. Adapun di Jawa Timur meliputi Kabupaten Ponorogo, Trenggalek, Malang, Pacitan, Mojokerto, Jember, dan Banyuwangi.
Sutopo mencatat selama 2018 telah terjadi 275 bencana alam, termasuk tanah longsor. Hingga 7 Februari lalu, sedikitnya 19 orang meninggal akibat bencana tanah longsor.
Tahun lalu, bencana tanah longsor tercatat sebanyak 438 kali melanda penjuru Nusantara. Dari kejadian tersebut, 95 orang meninggal, 132 orang luka-luka, dan lebih dari 43 ribu orang mengungsi. Tak kurang dari 1.500 unit rumah rusak. “Bencana ini (tanah longsor) paling banyak menimbulkan korban jiwa,” kata Sutopo.
Baca: Puncak Musim Hujan, BNPB Imbau Masyarakat Waspada Bencana
Senin, 5 Februari 2018, hujan deras di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, menyebabkan tanah longsor di empat titik, yaitu wilayah At-Ta’awun, Widuri, Grand Hill, dan Riung Gunung. Sehari setelahnya, tanah longsor juga terjadi di Cijeruk. Musibah ini menelan empat korban jiwa.
Kepala BNPB, Willem Rampangilei, mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan. “Kami akan memperkuat sistem peringatan dini,” kata Willem.
Kepala Stasiun Geofisika Bandung Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Tony Agus Wijaya, mengatakan curah hujan tinggi, khususnya di Jawa Barat, dalam sepekan terakhir merupakan imbas dari tekanan udara yang rendah di wilayah timur Filipina. Angin bertiup dari Asia ke arah barat daya dan barat laut yang kemudian menyebabkan penumpukan massa udara. “Itu berkontribusi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jawa Barat,” kata dia.
Tony juga memantau ada pertumbuhan awan kumulonimbus sejak Senin, 5 Februari 2018. Awan tersebut memanjang dari wilayah Bogor hingga ke Ciamis, Kuningan, dan Indramayu.
MOH KHORY ALFARIZI