TEMPO.CO, Solo - Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso atau Buwas memperoleh penghargaan berupa pin emas dari Pemerintah Kota Surakarta. Penghargaan itu diberikan dua pekan sebelum jenderal bintang tiga itu memasuki masa pensiun.
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo memberikan penghargaan itu di Balai Kota pada Kamis malam, 9 Februari 2018. Buwas bersama sejumlah petugas dari BNN dan kepolisian mendapat penghargaan tersebut atas keberhasilannya mengungkap keberadaan pabrik pil paracetamol caffeine carisoprodol (PCC) pada Desember lalu.
Baca: Buwas: Pembuat Pil PCC di Semarang Tak Punya Keahlian Farmasi
“Kami sangat mengapresiasi kinerja BNN dan kepolisian dalam mengungkap kasus tersebut,” kata Rudyatmo. Dia tidak menyangka bahwa pabrik pil PCC ilegal terbesar di Indonesia justru berada di daerahnya.
Menurut Rudyatmo, narkotika dan pil PCC telah terbukti merusak generasi muda di Indonesia. Pemerintah daerah juga harus ikut ambil bagian dalam menyelamatkan masyarakat dari beredarnya zat-zat tersebut. “Penghargaan ini menjadi bentuk dukungan kami,” kata dia.
Penghargaan tersebut diberikan kepada 60 orang, termasuk Buwas dan Deputi Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal Arman Depari. Selain itu, sejumlah petugas dari BNNP Jawa Tengah dan Kepolisian Resor Kota Surakarta menerima penghargaan yang sama.
Baca: Selain di Semarang, BNN Juga Gerebeg Pabrik Pil PCC di Solo
“Selama ini penghargaan untuk kami memang jarang diberikan,” kata Buwas menanggapi penghargaan tersebut. Padahal, menurut dia, BNN telah bekerja keras untuk mencegah dan memberantas peredaran narkotika.
Anggota BNN juga harus mempertaruhkan nyawa dalam berhadapan dengan jaringan narkotika. “Kami juga sering menghadapi rayuan suap, tapi untungnya petugas memiliki integritas yang tinggi,” kata Buwas.
Penghargaan dari Pemkot Surakarta itu menjadi cambuk bagi BNN untuk bisa bekerja lebih keras. “Penghargaan ini saya terima dua pekan sebelum saya pensiun,” kata Buwas.
Sebelumnya, BNN berhasil membongkar keberadaan pabrik pil PCC di Jawa Tengah pada Desember lalu. Pabrik berkapasitas produksi ribuan pil per hari itu ditemukan di dua tempat, yaitu Semarang dan Surakarta.