TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menilai Indonesia akan menjadi aman jika Polri dan TNI dapat solid. Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan pengarahan di hadapan 300 Prajurit TNI dan Polri serta Aparatur Sipil Negara (ASN), di Hanggar Lanud Manuhua Biak, Papua.
“Negara Kesatuan Republik Indonesia akan aman, damai, utuh dan tidak terpecah-pecah serta tidak akan dapat dimasuki oleh ideologi lain, apabila TNI dan Polri tetap solid dalam menjaga NKRI sesuai dengan tugasnya masing-masing,” kata Hadi dalam keterangannya pada Jumat, 2 Februari 2018.
Baca: Jokowi Diminta Tak Diam Soal Kesepahaman TNI-Polri
Menurut Hadi, dengan adanya soliditas TNI dan Polri yang kuat, maka rakyat akan merasa aman dan nyaman. Ia mengatakan, kerja sama antara TNI dan Polri perlu terus dijaga, bukan hanya di tataran pimpinan, namun sampai ke tingkat prajurit paling bawah.
“Kita harus menjaga dan merekatkan soliditas TNI dan Polri termasuk ASN, karena soliditas TNI dan Polri adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi,” kata Hadi.
Berkaitan dengan kerja sama TNI dan Polri, dua institusi ini baru meneken nota kesepahaman soal pemeliharaan keamanan dan ketertiban. TNI akan ikut diterjunkan untuk membantu polisi menghadapi aksi unjuk rasa, mogok kerja, kerusuhan massa dan menangani konflik sosial.
Baca: TNI Bakal Ikut Diterjunkan Bantu Polri Hadapi Aksi Massa
Nota kesepahaman tersebut telah ditandatangani oleh Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan pelibatan TNI dalam menghadapi unjuk rasa, kerusuhan massa adalah merupakan upaya antisipasi. "Bagi-bagi tugas," kata dia.
Penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan pada saat rapat pimpinan TNI dan Polri yang digelar 23 Januari 2018 di Mabes TNI Cilangkap. Menurut Setyo, kerja sama ini hanya untuk memperjelas porsi tanggung jawab ke depan antara TNI dan Polri dalam mengamankan unjuk rasa.