TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin telah berbicara dengan Wakil Sekretaris Jenderal MUI Tengku Zulkarnain soal protes Tengku terkait pidato Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian. Menurut Ma'ruf, Tito tidak bermaksud menafikan ormas Islam selain Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Menurut Ma'ruf, Tengku sudah dapat memahami hal tersebut. "Dia sudah paham, sudah tak ada masalah, sudah diklarifikasi," tutur Ma'ruf di Balai Kartini Jakarta Rabu, 31 Januari 2018.
Baca juga: Soal Pidato Tito Karnavian, Azyumardi: Banyak Tokoh Buta Sejarah
Video Tito, yang berisi pidatonya pada 2016 lalu, sempat viral dan menuai protes. Zulkarnain bahkan menulis surat terbuka melalui akun Facebook-nya terkait dengan pidato Tito tersebut. Dalam suratnya, Zulkarnain mengaku kecewa atas pernyataan Tito, yang seolah tidak menganggap perjuangan ormas Islam lain.
Akibat protes Zulkarnain, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan Tito berencana mengumpulkan sejumlah ormas Islam.
Ma'ruf mengatakan video pidato Tito yang sempat viral bertempat di pesantren NU di Banten, 8 Februari 2017. Saat itu, Tito berpidato dalam rangka Mou dengan NU dan membahas peran ulama dalam mengawal persatuan serta keutuhan bangsa. "Konteksnya itu dalam rangka menghadapi radikalisme, isu khilafah, dan trans nasional yang waktu itu agak kencang," katanya.
Menurut Ma'ruf pidato Tito juga tak bermaksud hanya menganggap NU dan Muhammadiyah saja yang berjasa kepada negara ini. Dia berujar pada waktu itu memang pihak kepolisian tengah mendapatkan tekanan dari kelompok-kelompok radikal, intoleran, serta trans nasional. "Jadi sangat situasional dan sangat kontekstual lah kira-kira begitu," ucapnya.
Ma'ruf mengatakan dia telah mengkonfirmasi hal tersebut dengan Tito. Menurut dia, Tito Karnavian tetap mengakui peran-peran ormas selain NU dan Muhammadiyah. "Karena itu saya kira mereka akan bisa paham bukan itu yang dimaksud oleh Kapolri," ujarnya.
ZARA AMELIA