TEMPO.CO, Jakarta - Kuasa hukum Setya Novanto, Maqdir Ismail, menyatakan kliennya benar-benar diare sejak Jumat, 8 Desember 2017. Pernyataan Maqdir itu untuk membantah bahwa pernyataan Setya dalam sidang perdana pokok perkara korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP dengan agenda pembacaan dakwaan dibuat-buat.
"Ngapain bikin skenario. Tidak ada gunanya," ucap Maqdir saat dihubungi Tempo pada Kamis, 14 Desember 2017.
Baca: Maqdir Ismail Sebut Ada 2 Kejanggalan dalam Dakwaan Setya Novanto
Maqdir mengatakan kondisi tubuh yang tampak lesu bukan berarti Setya sedang merekayasa kesehatannya. Adapun dokter tak seharusnya mudah menyimpulkan bahwa Setya dalam kondisi sehat. Sebab, hanya Setya yang dapat merasakan, apakah dia sehat atau tidak.
Menurut Maqdir, Setya bolak-balik ke toilet sejak Jumat pekan lalu hingga sehari sebelum pembacaan dakwaan di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat pada Rabu, 13 Desember 2017. Melihat kesehatan Setya tak membaik, Maqdir meminta dokter Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa kliennya itu.
Baca: Praperadilan Setya Novanto Gugur, Maqdir: Sudah Setting-an KPK
Namun, menurut dia, tak ada satu pun dokter KPK yang mengecek kesehatan Setya. Maqdir menduga ada unsur kesengajaan lantaran KPK tidak merespons permintaannya.
Juru bicara KPK, Febri Diansyah, memastikan Setya Novanto tak diare. Bila ada tahanan yang mengaku sakit, ujar dia, dokter KPK akan memeriksanya. Febri menyarankan Setya berfokus pada pokok perkara dan memberikan bukti dalam persidangan.
"Kalau masih ada pihak-pihak yang mencari-cari celah atau mencari alasan dari aspek medis, silakan ajukan bukti atau hal-hal lain dalam persidangan," tutur Febri.