TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa mengunjungi rumah duka almarhum Andi Mappetahang Fatwa di Jalan Condet Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Desember 2017. Mengenakan batik, Hatta mengungkapkan bela sungkawa kepada keluarga AM. Hatta mengatakan AM Fatwa adalah orang yang sangat konsisten menegakkan kebenaran.
"Beliau tidak hanya seorang politisi, tapi juga negarawan dan tokoh yang selalu berani berkata apapun demi kebenaran," ujar Hatta.
Baca:
AM Fatwa Meninggal
Dalam Keadaan Sakit, AM Fatwa Sempat Menulis Otobiografi
Hatta akan selalu mengingat perjuangan AM Fatwa terutama pada masa reformasi. Perjuangan AM Fatwa dalam mendirikan PAN juga harus selalu diingat oleh generasi muda partainya. "Perjuangan atas kebenaran inilah yang harus diwariskan kepada adik-adik kami untuk berjuang demi keadilan dan kebenaran," kata Hatta.
Selama hidupnya, ujar Hatta, Fatwa akan selalu berkata kebenaran walau mengetahui risiko atas perjuangannya.
Fatwa meninggal pada usia 78 tahun, lahir di Bone, Sulawesi Selatan, pada 1939. Fatwa pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPR 1999-2004 dan Wakil Ketua MPR pada 2004-2009.
Baca juga: AM Fatwa Meninggal karena Sakit Lever Stadium 4
Fatwa dikenal sebagai pengkritik rezim Orde Lama dan Orde Baru. Namanya tercatat sebagai salah satu penanda tangan Petisi 50. AM Fatwa dikenal sebagai tokoh yang ikut menggulirkan reformasi 1998. Dia juga salah satu pendiri Partai Amanat Nasional bersama Amien Rais pada 1999.
Akibat perjuangannya, dia pernah menghabiskan waktu 12 tahun di penjara atas kasus Lembaran Putih Tanjungpriok yang menuntut dibentuknya komisi pencari fakta korban-korban Peristiwa Tanjungpriok 1984.
Simak: Pesan-pesan AM Fatwa Sebelum Meninggal
Fatwa banyak mengurus pendidikan selepas keluar dari penjara. Salah satunya dengan mendirikan Yayasan Putera Fatahillah.
AM Fatwa meninggalkan lima anak. “Mohon dibukakan pintu maaf dan mudah-mudahan ayah mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT,” kata Dian Islamiati, salah sorang anak AM Fatwa.
RIANI SANUSI PUTRI