TEMPO.CO, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) adalah salah satu partai politik di Indonesia yang lahir pasca reformasi politik. Kelahiran PAN tidak bisa dilepaskan dari sosok Amien Rais dan 49 tokoh lainnya yang tergabung dalam Majelis Amanat Rakyat (MARA). Tokoh-tokoh tersebut lalu mendeklarasikan terbentuknya PAN pada 23 Agustus 1998 atau 24 tahun lalu. Berikut adalah kilas balik sejarah pendirian PAN.
Dilansir pan.or.id, Majelis Amanat Rakyat (MARA) merupakan salah satu organ gerakan reformasi pada era pemerintahan Soeharto. Tidak sendirian, bersama dengan PPSK Yogyakarta, tokoh-tokoh Muhamadiyah, dan Kelompok Tebet, para tokoh MARA akhirnya membidani lahirnya Partai Amanat Nasional (PAN) antara lain Amien Rais, Faisal Basri,Hatta Rajasa, Goenawan Mohammad, Rizal Ramli, Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Toety Heraty, Emil Salim, A.M. Fatwa, Zoemrotin, dan Alvin Lie Ling Piao.
Awalnya partai politik yang berasaskan Pancasila ini sepakat dibentuk dengan nama Partai Amanat Bangsa (PAB). Namun, setelah pertemuan 5-6 Agustus 1998 di Bogor nama tersebut berubah menjadi Partai Amanat Nasional (PAN).
PAN akhirnya dideklarasikan pada 23 Agustus 1998 di Istora Senayan Jakarta. Momentum pendeklarasian partai ini dihadiri oleh ribuan massa. Partai ini memiliki azas “Ahlak Politik Berlandaskan Agama yang Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam”. Pengesahan pendirian PAN ditetapkan melalui peraturan Depkeh HAM No. M-20.UM.06.08 tanggal 27 Agustus 2003.
PAN memulai debutnya di belantika politik Tanah Air pada Pemilu 1999 dengan meraup suara sebesar 7,1 persen dan mendapatkan perolehan 34 kursi di DPR. Kemudian, pada Pemilu 2004, parpol ini berhasil mempertahankan eksistensinya dengan mendapatkan suara sebesar 6,4 persen dan 53 kursi di parlemen. Masih di momentum yang sama, PAN mengajukkan nama Amien Rais bersama Siswono Yudohusodo sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden. Namun, kandidat pasangan ini hanya mampu mengumpulkan suara sebesar 14,66 persen saja sehingga berada di posisi urutan ke-4 dan ke-5.
Selanjutnya, pada Pemilu 2009 PAN berhasil menduduki parpol peringkat ke- 5 dengan meraih suara sebesar 6,0 persen dan 43 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pada Pemilu 2014, PAN mengusung nama Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden (cawapres) berpasangan dengan calon presiden (capres) Prabowo Subianto dari Gerindra.
Namun, pasangan ini gagal karena dimenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla. Meskipun demikian, PAN berhasil menaikkan perolehan suaranya dengan mendapatkan suara sebesar 7,6 persen dan 48 kursi di DPR.
Dan, di akhir masa jabatan periode kedua Jokowi - Ma'ruf Amin, PAN merapat ke pemerintahan dan memperoleh posisi Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan yang saat ini Ketua Umum PAN.
NAOMY A. NUGRAHENI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.