TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti senior LIPI Syamsuddin Haris mengatakan sebaiknya Partai Golkar memilih tokoh dari kalangan muda sebagai ketua umum pengganti Setya Novanto. “Usianya tentu di bawah 60 tahun. Kalau 60 tahun ke atas sudahlah, tidak usah memimpin Golkar,” ujar Syamsuddin, Jakarta, Selasa, 21 November 2017.
Menurut Syamsuddin Haris, Partai Golkar memiliki tokoh muda yang potensial untuk dijadikan sebagai ketua umum. Syamsuddin mengatakan, para kandidat ketua umum Golkar ke depan harus memiiki visi misi yang lebih baik.
Baca juga: Rapat Pleno Golkar Bahas Nasib Setya Novanto Berlangsung Alot
Salah satu kandidat yang menurut Syamsuddin dinilai mumpuni dalam memimpin Partai Gokar adalah Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. “Ada Banyaklah, misalnya Airlangga Hartarto. Cuma kalau mau jadi ketua umum, nanti musti mundur dari kabinet,” katanya.
Syamsuddin mengatakan, saat ini telah banyak tokoh muda yang memimpin partai poitik seperti PKB, PPP, dan PSI. Menurutnya, sekarang adalah saat yang tepat bagi partai berlambang pohon beringin itu untuk mengangkat tokoh muda sebagai ketua umum.
Posisi Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar saat ini sedang di ujung tanduk. Tersangka kasus korupsi E-KTP ini telah dibawa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke Rumah Tahanan Salemba pada Senin 20 November 2017 lalu. Ia menjadi tersangka dalam perkara yang sama untuk kedua kalinya setelah sempat lolos karena memenangkan gugatan praperadilan.
Baca juga: Pengganti Setya Novanto, Golkar Diminta Cari Figur Bebas Korupsi
Para tokoh senior Golkar antara lain Akbar Tandjung, Jusuf Kalla, Gandjar Kartasasmita, mendesak agar Setya Novanyo segera diganti. Hari ini, 21 November 2017, DPP Partai Golkar mengadakan rapat pleno untuk membahas pergantian Ketua Umum Partai Golkar usai Setya Novanto ditahan KPK.
RIANI SANUSI PUTRI