TEMPO.CO, Semarang - Partai Persatuan Pembangunan memberi syarat kepada Presiden Joko Widodo jika ingin menjaring calon pendamping dalam pemilihan presiden (pilpres 2019). Ketua Umum PPP Romahurmuzziy menilai pendamping Jokowi yang ideal haruslah berasal dari kalangan pro-Islam, antikomunis, dan jauh dari kesan keberpihakan kepada Cina. "Dia harus memiliki tiga kriteria yang tepat. Tiga citra ini relevan dengan Hari Santri," ujarnya, Senin, 23 Oktober 2017.
Baca: Hasil Survei Sebut Jokowi Menang jika Pilpres Digelar Sekarang
Menurut Romi, panggilan Romahurmuzziy, ketiga syarat tersebut merupakan strategi untuk menangkal label negatif yang terus disematkan kepada Jokowi. Banyak lawan politik Jokowi yang menyerang peluang keterpilihannya kembali pada 2019 dengan menggaungkan isu seolah Jokowi pro terhadap kepentingan ekonomi Cina, pendukung komunis, dan anti-Islam. "Ini modal negatif yang akan disematkan para anti-Jokowers yang harus bisa dibawa dalam pencalonan ke depan," katanya.
Karena pertimbangan tersebut, Romi menilai sosok calon pendamping Jokowi mesti berasal dari kalangan santri. Sebab, kalangan santri merepresentasikan kelompok penentang paham komunisme, yang menganggap agama sebagai candu. Begitupun dengan sentimen anti-Cina. Romi menilai ketiga label tersebut sangat menentukan personifikasi sosok kandidat dalam ajang pemilihan. "Personifikasi merupakan strategi marketing dalam praktik politik," ucapnya.
Baca: Begini Kriteria Pendamping Jokowi di Pilpres versi SMRC
Menurut Romi, peluang keterpilihan Jokowi juga akan ditentukan dukungan partai koalisi kepada pemilih di tingkat akar rumput. Semua partai pendukung, kata dia, punya pekerjaan besar mengkampanyekan keberhasilan pemerintahan Jokowi. Romi belum bisa menyebut siapa sosok yang paling layak mendampingi Jokowi. "Saat ini, PPP masih fokus menata kelembagaan internal untuk mengejar target sebagai partai politik yang masuk ke daftar tiga besar," tuturnya.