TEMPO.CO Jakarta - Juru Bicara Istana Kepresidenan Johan Budi Sapto Pribowo (Johan Budi) menanggapi keberhasilan pemerintah mendapat nilai bagus lagi dalam survei. Hal yang terbaru adalah survei Saiful Mujani Research Center yang memberikan angka elektabilitas tinggi pada Presiden Joko Widodo. Johan menanggapi santai survei itu.
"Pemerintah tidak bekerja untuk keperluan survei," ujar Johan Budi kepada Tempo, Jumat, 6 Oktober 2017.
Baca juga: Johan Budi: Pemerintah Tak Terlena Survei CSIS
Sebagaimana diberitakan kemarin, keunggulan elektabilitas Presiden Joko Widodo masih tak terbantahkan menjelang Pilpres 2019 dalam survei SMRC. Survei yang digelar dari 3-10 September 2017 itu mencatat elektabilitas Presiden Joko Widodo di angka 38,9 persen.
Angka itu jauh meninggalkan perolehan sosok yang digadang-gadangkan menjadi kompetitor terdekat Jokowi, Prabowo dari Partai Gerindra. Mantan Danjen Kopassus itu tercatat hanya memiliki elektabilitas 12 persen yang diamini oleh sejumlah partai politik juga.
Johan berpendapat, survei yang memberikan nilai bagus atau tidak pada dasarnya tetaplah hanya sebuah acuan. Dengan kata lain, pemerintah ataupun Jokowi tidak akan terlena dengan survei bagus seperti yang diterbitkan SMRC.
Sebaliknya, menurut Johan, survei bagus malah bisa dianggap sebagai "tekanan". Sebab, pemerintah dan Presiden Jokowi harus bekerja lebih baik lagi untuk mempertahankan nilai baik yang ada atau kepuasan masyarakat.
"Hasil survey, apakah baik atau jelek, bisa menjadi masukan buat Presiden Joko Widodo dalam menjalankan pemerintahan. Presiden tetap melakukan tugas dengan sebaik-baiknya, kerja, kerja, dan kerja untuk rakyat hingga akhir masa tugas," ujar Johan.
Hal senada dengan Johan Budi disampaikan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Pramono berkata, Presiden Jokowi tidak akan lengah dengan hasil survei SMRC. Jokowi, kata ia, akan tetap kerja, kerja, dan kerja seperti biasa.
ISTMAN MP
Baca juga: Survei Pemilu 2019: Resep Jokowi Kalahkan Penantang Baru