TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Istana Kepresidenan, Johan Budi Sapto Pribowo, mendaftar sebagai bakal calon anggota legislatif untuk DPR RI. Johan Budi maju lewat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Memang benar, saya menjadi calon legislatif dari PDIP. Keputusan ini saya ambil setelah melakukan evaluasi terhadap tugas dan pekerjaan saya saat ini dan perenungan dalam enam bulan terakhir," kata Johan Budi dalam siaran tertulisnya, Selasa, 17 Juli 2018.
Baca: Enam Bulan Merenung, Ini Alasan Johan Budi Jadi Caleg PDIP
Keputusan Johan Budi berkarier di dunia politik terbilang cukup mengejutkan. Sebab, sebelum melenggang ke Istana, Johan Budi merupakan pelaksana tugas pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang kerap berurusan dengan kasus suap para politikus di Senayan.
Johan Budi mengawali karirnya sebagai jurnalis. Ia menjadi seorang Kolumnis Harian Media Indonesia pada 1994-1999. Kemudian ia menjadi reporter dan editor untuk Majalah Forum Keadilan pada 1995-2000.
Baca: Johan Budi Maju Caleg, Wapres JK: Partai Apa?
Media terakhir dalam karier jurnalistiknya adalah Tempo. Johan Budi pernah menjadi editor kolom politik Majalah Tempo pada 2000-2001, Kepala Biro Jakarta dan Luar Negeri di Tempo pada 2002-2003, editor kolom nasional Majalah Tempo 2003-2004, dan editor kolom investigasi di Majalah Tempo 2004-2005.
Johan Budi menjadi juru bicara KPK tahun 2006. Ia menggeluti pekerjaannya itu selama 8 tahun sebelum akhirnya diangkat menjadi Deputi Pencegahan KPK pada 2014 oleh Presiden Joko Widodo.
Baca: Fahri Hamzah: Alumni KPK Tak Etis Berkelana ke Dunia Politik
Di tahun berikutnya, tepatnya Februari 2015, Johan Budi mendapat kepercayaan sebagai pimpinan sementara lembaga antirasuah itu. Johan bersama mantan Ketua KPK, Taufiequrachman Ruqi dan ahli hukum pidana Universitas Indonesia, Indriyanto Seno Adji, dilantik Jokowi sebagai pimpinan sementara KPK.
Masa jabatan Johan Budi sebagai pimpinan sementara pun berakhir pada Desember 2015. Ia sempat mengikuti seleksi calon pimpinan KPK periode 2015-2019. Namun dia gagal saat menjalani uji kelaikan dan kepatutan di Komisi Hukum DPR. Meski gagal, namanya kembali melambung ketika Jokowi menunjuknya menjadi juru bicara Istana Kepresidenan.