TEMPO Interaktif, Manado:Hujan lebat sejak Ahad pekan lalu sampai kemarin menyebabkan banjir dan longsor susulan kembali terjadi di Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara. Dua jembatan yang menghubungkan Kecamatan Tahuna-Kolongan, Sangihe, ambruk diterpa banjir dan tanah longsor. Banjir dan longsor susulan ini memaksa 3.990 jiwa atau 993 keluarga mengungsi ke tempat yang lebih aman. “Mereka berasal dari Kecamatan Tahuna, Tahuna Timur,Tabukan Utara dan Nusa Tabukan," kata Sekretaris Satuan Koordinator Pelaksana Penanggulangan Bencana Kabupaten Sangihe JTK Balanehu di kepada Tempo di Manado..Sampai kemarin sejumlah bantuan sudah diterima Satuan Koordinator Pelaksana Penanggulangan Bencana Sangihe. Bantuan berupa beras, minyak goreng, selimut dan lain-lain berasal dari Dinas Sosial Pemerintah Sulawesi Utara. Bantuan lain, kata Balanehu, datang dari Kerukunan Keluarga Sangihe di Kalimantan, Badan Musyawarah Kekeluargaan Indonesia Sangihe Talaud, dan Departemen Sosial sebesar Rp 50 juta. Adapun bantuan dari Kementerian Koordinator Kesejahteraan rakyat belum tiba di Tahuna. Banjir dan longsor yang menimpa pulau di ujung utara Sulawesi Utara ini terjadi pertama kali pada Jumat pekan lalu. Musibah itu menyebabkan 33 rumah rusak berat dan 18 rumah rusak ringan di Kecamatan Tahuna. Satu masjid dan satu gereja rusak berat. Kantor Komisi Pemilihan Umum Sangihe dan Kantor Telkom terendam air. Verrianto Madjowa