TEMPO.CO, Jakarta - Setiap membicarakan G-30-S 1965, tak pernah ketinggalan cerita tentang lagu Genjer-genjer. Lagu ciptaan Muhammad Arief itu identik dengan gerakan kiri pada masa lalu.
Saat penyerangan kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Senin, 18 September lalu, beberapa orang juga mempertanyakan isu mengenai lagu Genjer-genjer yang dinyanyikan dalam acara di gedung tersebut.
Genjer-genjer sebenarnya lagu dolanan anak-anak di Banyuwangi. Kala itu, Arief, seniman Banyuwangi, menggubah lagu Genjer-genjer dengan mengubah liriknya. Dia mengajukan protes terhadap pendudukan Jepang sambil menggambarkan betapa pahitnya Banyuwangi saat itu.
Dalam perkembangannya, lagu yang meminjam melodi dari dolanan Tong Alak Gentak ini diidentikkan dengan Partai Komunis Indonesia. "Lagu Genjer-genjer (adalah) lagu rakyat yang diangkat Njoto itu, sangat penting," kata sejarawan Asvi Warman Adam beberapa waktu lalu.
Mengenai lagu Genjer-genjer ini diceritakan lagi oleh anak Muhammad Arief, Sinar Samsyi. Pria kelahiran 1953 itu selalu teringat ayahnya yang selalu dikaitkan dengan paham komunisme karena lagu gubahannya itu.
“Saya waktu itu masih kecil. Masih kelas 5 sekolah dasar di Temenggungan, Banyuwangi,” ujarnya kepada Tempo, Jumat, 22 September 2017.
Sempat mendapat tekanan pasca-peristiwa 1965, Samsyi enggan mengungkapkan jati dirinya. Ia bahkan harus hengkang dari tanah kelahirannya di Banyuwangi karena banyaknya tekanan. Kini ia berani bersuara di usianya yang renta.
“Ayah saya memang Muhammad Arief. Dia anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) mewakili Partai Komunis Indonesia waktu itu. Dia juga seniman dan punya paguyuban seni. Soal lagu Genjer-genjer, isinya bukan soal politik, tapi kemiskinan. Lihat saja liriknya. Ayah saya orangnya sentimentil. Lagu itu untuk menyuarakan soal kemiskinan supaya ada upaya meningkatkan taraf hidup,” ucapnya.
Arief ditangkap pada Oktober 1965. Terakhir, ia ditahan di Lowokwaru, Malang. Dua bulan mendekam di Lowokwaru, Arief, yang saat itu berusia 60 tahun, masuk daftar orang yang akan dibawa pergi. Setelah keluar dari sel, dia tak pernah kembali.
Samsyi mengatakan kini sudah ikhlas dengan kejadian yang menimpa keluarganya, termasuk sang ayah yang menggubah lagu Genjer-genjer. Ia mengaku masih terus mengikuti perkembangan berita tentang PKI lewat tayangan berita.
Sering berhadapan dengan diskriminasi dan tekanan sejak kecil tidak membuat Samsi berhenti mencintai Indonesia.
JULI | MARIA NOOR CHASANAH
Berita terkait
4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
29 November 2023
Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.
Baca SelengkapnyaSurat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto
20 November 2023
ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.
Baca SelengkapnyaSejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?
30 September 2023
Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?
Baca SelengkapnyaBerikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965
30 September 2023
Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.
Baca SelengkapnyaDokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965
29 September 2023
Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?
Baca SelengkapnyaPasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi
9 Maret 2023
Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.
Baca SelengkapnyaPenumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD
4 Oktober 2022
Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.
Baca SelengkapnyaCerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S
3 Oktober 2022
Hari ini 57 tahun silam, pasca G30S, personel RPKAD menemukan sebuah sumur tua di Lubang Buaya area Halim tempat 6 jasa jenderal dan 1 kapten.
Baca SelengkapnyaMenapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S
2 Oktober 2022
David T. Johnson, dalam bukunya mengungkapkan bahwa Amerika Serikat, melalui tangan-tangan CIA, turut terlibat dalam G30S pada 30 September 1965.
Baca SelengkapnyaDaftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S
30 September 2022
Banyak buku yang diterbitkan dalam beragam versi membahas peristiwa G30S. Di antara buku itu ada Gestapu 65 PKI, Sjam, Bung Karno Nawaksara dan G30S.
Baca Selengkapnya