Cerita dari Putra Penggubah Lagu Genjer-genjer

Reporter

Editor

Sabtu, 23 September 2017 08:10 WIB

Naskah genjer-genjer. TEMPO/Ika Ningtyas

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap membicarakan G-30-S 1965, tak pernah ketinggalan cerita tentang lagu Genjer-genjer. Lagu ciptaan Muhammad Arief itu identik dengan gerakan kiri pada masa lalu.

Saat penyerangan kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Senin, 18 September lalu, beberapa orang juga mempertanyakan isu mengenai lagu Genjer-genjer yang dinyanyikan dalam acara di gedung tersebut.

Genjer-genjer sebenarnya lagu dolanan anak-anak di Banyuwangi. Kala itu, Arief, seniman Banyuwangi, menggubah lagu Genjer-genjer dengan mengubah liriknya. Dia mengajukan protes terhadap pendudukan Jepang sambil menggambarkan betapa pahitnya Banyuwangi saat itu.

Dalam perkembangannya, lagu yang meminjam melodi dari dolanan Tong Alak Gentak ini diidentikkan dengan Partai Komunis Indonesia. "Lagu Genjer-genjer (adalah) lagu rakyat yang diangkat Njoto itu, sangat penting," kata sejarawan Asvi Warman Adam beberapa waktu lalu.

Mengenai lagu Genjer-genjer ini diceritakan lagi oleh anak Muhammad Arief, Sinar Samsyi. Pria kelahiran 1953 itu selalu teringat ayahnya yang selalu dikaitkan dengan paham komunisme karena lagu gubahannya itu.

“Saya waktu itu masih kecil. Masih kelas 5 sekolah dasar di Temenggungan, Banyuwangi,” ujarnya kepada Tempo, Jumat, 22 September 2017.

Sempat mendapat tekanan pasca-peristiwa 1965, Samsyi enggan mengungkapkan jati dirinya. Ia bahkan harus hengkang dari tanah kelahirannya di Banyuwangi karena banyaknya tekanan. Kini ia berani bersuara di usianya yang renta.

“Ayah saya memang Muhammad Arief. Dia anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) mewakili Partai Komunis Indonesia waktu itu. Dia juga seniman dan punya paguyuban seni. Soal lagu Genjer-genjer, isinya bukan soal politik, tapi kemiskinan. Lihat saja liriknya. Ayah saya orangnya sentimentil. Lagu itu untuk menyuarakan soal kemiskinan supaya ada upaya meningkatkan taraf hidup,” ucapnya.

Arief ditangkap pada Oktober 1965. Terakhir, ia ditahan di Lowokwaru, Malang. Dua bulan mendekam di Lowokwaru, Arief, yang saat itu berusia 60 tahun, masuk daftar orang yang akan dibawa pergi. Setelah keluar dari sel, dia tak pernah kembali.

Samsyi mengatakan kini sudah ikhlas dengan kejadian yang menimpa keluarganya, termasuk sang ayah yang menggubah lagu Genjer-genjer. Ia mengaku masih terus mengikuti perkembangan berita tentang PKI lewat tayangan berita.

Sering berhadapan dengan diskriminasi dan tekanan sejak kecil tidak membuat Samsi berhenti mencintai Indonesia.

JULI | MARIA NOOR CHASANAH

Berita terkait

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.

Baca Selengkapnya

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?

Baca Selengkapnya

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.

Baca Selengkapnya

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.

Baca Selengkapnya

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.

Baca Selengkapnya

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

3 Oktober 2022

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

Hari ini 57 tahun silam, pasca G30S, personel RPKAD menemukan sebuah sumur tua di Lubang Buaya area Halim tempat 6 jasa jenderal dan 1 kapten.

Baca Selengkapnya

Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

2 Oktober 2022

Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

David T. Johnson, dalam bukunya mengungkapkan bahwa Amerika Serikat, melalui tangan-tangan CIA, turut terlibat dalam G30S pada 30 September 1965.

Baca Selengkapnya

Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

30 September 2022

Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

Banyak buku yang diterbitkan dalam beragam versi membahas peristiwa G30S. Di antara buku itu ada Gestapu 65 PKI, Sjam, Bung Karno Nawaksara dan G30S.

Baca Selengkapnya