Penyebab Pukat UGM Sebut KPK Tak Boleh Remehkan Pernyataan Miryam

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 17 Agustus 2017 18:46 WIB

Pemutaran rekaman video Miryam bersama penyidik pada tanggal 1 desember 2016. TEMPO/Kartika Anggraeni.

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Hifdzil Alim meminta KPK tidak menganggap enteng pernyataan Miryam S. Haryani soal dugaan penyidik bertemu anggota Komisi III DPR.

Dalam rekaman pemeriksaan tersangka kesaksian palsu Miryam S. Haryani menyebut ada penyidik bertemu dengan Komisi III DPR yang diduga akan menghentikan kasus korupsi KTP elekronik dan meminta uang Rp 2 miliar. Diduga ada salah satu penyidik dengan jabatan direktur yang bertemu dengan komisi hukum itu.
Baca : Korupsi E-KTP, KPK Sudah Kantongi Bukti Upaya Pembungkaman Miryam

"KPK tak boleh menanggapi pernyataan Miryam itu dengan begitu saja. Tidak patut bagi pimpinan KPK hanya menyatakan bahwa penyidik KPK tidak melakukan pertemuan dengan seseorang saksi atau pihak terkait tanpa dilakukan pemeriksaan internal dengan ketat terlebih dahulu," kata Hifdzil di Yogyakarta, Kamis, 17 Agustus 2017.

Dia menyatakan, ada banyak kritik selama ini terhadap internal KPK dalam menangani perkara. Seharusnya diterapkan hal yang sama bagi laporan yg mengindikasikan perilaku internal KPK.

Hal ini juga untuk meng-counter pernyataan Panitia Khusus Hak Angket DPR bahwa ada pembusukan dari dalam di internal KPK.

"Kalau pernyataan pimpinan KPK soal pernyataan Miryam terkait perilaku internal KPK hanya disikapi enteng saja, maka ini bisa jadi senjata bagi panitia khusus hak angket atau yang lainnya untuk menyerang KPK," tutur Hifdzil.

Hal itu, Hifdzil menambahkan tidak boleh dibiarkan. Maka jalan satu-satunya adalah pengawas internal KPK mendalami pernyataan Miriyam dan melakukan pemeriksaan dengan ketat terhadap nama-nama internal KPK yg disebut oleh Miryam.
Simak juga : Pengakuan Miryam Diintimidasi Anggota DPR, Ada Rekamannya

"Sebab, KPK adalah institusi yang didesain untuk memberantas korupsi, bukan melindungi pelanggaran etik internalnya. Tentunya sangat berbahaya karena keterangan tentang penyidikan bisa lari keluar sebelum sampai ke persidangan. Hal ini akan sangat menyulitkan pembongkaran kasus e-ktp," kata dosen ilmu hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.

Aktivis antikorupsi Jogja Corruption Watch Baharuddin Kamba menambahkan, KPK hatus lebih tegas menindak penyidiknya yang melakukan kesalahan. Apalagi sampai minta-minta uang untuk penghentian kaaus. "Itu jelas tidak bermartabat dan mencoreng KPK," kata dia terkait pernyataan Miryam S. Haryani.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

5 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

13 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

17 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

28 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

32 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

52 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

56 hari lalu

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

58 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

6 Maret 2024

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya