Menpolhukam Wiranto saat memberikan keterangan pers di Kantor Kemenpolhukam Jakarta, 11 April 2017. TEMPO/Albert/magang
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menganggap pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada 27 Juli lalu sebagai hal wajar.
Dia menolak menyoroti lebih jauh hasil pertemuan berdurasi satu jam yang berlangsung di Kediaman SBY, di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor tersebut.
Wiranto, mengaku sebagai kolega SBY dan Prabowo saat bertugas di militer, justru menganggap awak media berlebihan dalam menanggapi peristiwa tersebut. Mantan Ketua Umum Partai Hanura ini juga menolak memberi tanggapan dari sudut pandang politik.
"Hari-hari saya bertemu siapa juga tak diributkan orang. Pak SBY mau ketemu siapapun boleh sebagai manusia, mau ketemu sesamanya. Pak Prabowo juga."
Pertemuan SBY - Prabowo itu sempat dilanjutkan dengan jumpa pers. SBY selaku tuan rumah, menyebutkan adanya keinginan para kader Demokrat dan Gerindra agar kedua pemimpinnya bertemu, pasca pengesahan Undang Undang Pemilu.
Presiden RI keenam itu mengaku meningkatkan komunikasi dan kerja sama dengan Gerindra. Namun, pertemuan itu belum berujung pada keputusan membentuk koalisi.
Adapun Prabowo Subianto mengatakan pertemuan dirinya dengan SBY dalam suasana yang prihatin. Baik Gerindra maupun Demokrat, kata dia, menyayangkan maraknya cara yang tidak sehat dalam politik yang berpotensi merusak kemampuan berpikir rakyat Indonesia.
Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo
20 hari lalu
Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo
Bamsoet memberikan apresiasi atas pertemuan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud, Arsjad Rasjid dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, saat open house di kediaman Rosan Roeslani.