JK Akui Digeruduk Kader Golkar, Tanya Nasib Partai dan Setya Novanto

Reporter

Selasa, 25 Juli 2017 18:07 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) XVII di Makassar, Sulawesi Selatan, 1 Juli 2017. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta --Politikus senior Partai Golkar Jusuf Kalla mengatakan Partai Golkar harus melakukan upaya perbaikan setelah ketua umumnya, Setya Novanto, ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Memang tentu apabila ketumnya tersangka, ya, ada langkah-langkah perbaikan," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa, 25 Juli 2017.

Baca: Komite Legislatif Desak Setya Novanto Mundur dari Ketua DPR

Kalla mengaku banyak kader Golkar mendatanginya untuk membicarakan nasib partai. Mereka datang untuk meminta pendapat dan nasihat dari mantan Ketua Umum Golkar tersebut. Namun bagi Kalla, persoalan yang dihadapi Golkar saat ini sepenuhnya menjadi urusan pengurus pusat dan pengurus daerah.

Saat ini, Kalla melanjutkan, pengurus telah memberikan mandat pada Nurdin Halid dan Idrus Marham dalam mengendalikan Partai Golkar di tengah posisi Setya Novanto yang masih tetap menjabat ketua umum.

Bagi Kalla, pemberian mandat tersebut adalah langkah pertama perbaikan partai. Namun harus ada langkah berikutnya untuk perbaikan yang diperlukan partai. "Ya kita tunggu apa keputusan DPP sendiri atau mengadakan rapimnas untuk mengambil langkah-langkah. Itu ada prosedurnya di AD/ART," kata Kalla.

Simak: Idrus: Setya Novanto Tak Mundur dari Ketum Golkar dan Ketua DPR

Desakan agar Setya Novanto mengundurkan diri dari posisi ketua umum disuarakan sejumlah kader Golkar. Contohnya dari Generasi Muda Partai Golkar (GMPG). Mereka telah mendatangi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Akbar Tandjung pada Ahad lalu untuk mengadukan kondisi partai.

Ahmad Doli Kurnia dari GMPG menilai status tersangka yang melekat pada Setya Novanto makin membuat terpuruk citra partai. Apalagi dalam survei terakhir, elektabilitas Golkar meluncur tajam dengan posisi di angka 3,5 persen. Angka ini lebih rendah dibanding survei pada April-Mei lalu dimana elektabilitas Golkar 7,1 persen.

Lihat: Alasan Akbar Tandjung Sarankan Setya Novanto Ajukan Praperadilan

Akbar Tandjung menyatakan kekhawatirannya dengan kondisi Golkar dengan tren elektabilitas yang terus merosot. "Baru sore ini, saya diberitahu terjadi kemerosotan dalam survei terbaru Golkar 3,5 persen. Di bawah 4 persen yang menjadi ambang batas parlemen," kata Akbar di kediamannya, Kebayoran Baru, Jakarta, Ahad, 23 Juli 2017.

Menurut Akbar, partai harus mengambil langkah untuk memperbaiki situasi yang ada. Perbaikan tersebut, baik dalam hal pengorganisasian maupun kepemimpinan partai. Tujuannya agar Partai Golkar punya jaminan bisa menaikkan kembali suara partai.

AMIRULLAH SUHADA

Berita terkait

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

3 jam lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

2 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

5 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

15 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Remisi Lebaran, Tahun Lalu Setya Novanto Dapat Remisi HUT RI Selama 3 Bulan

19 hari lalu

Tak Hanya Remisi Lebaran, Tahun Lalu Setya Novanto Dapat Remisi HUT RI Selama 3 Bulan

Tidak hanya tahun ini, Setya Novanto alias Setnov pun mendapat remisi khusus Hari Raya Idulfitri 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Hukrim: Setahun Lalu Putusan Banding Vonis Mati Ferdy Sambo Dibacakan, Remisi Setya Novanto, Pilot Susi Air Dibawa ke Medan Perang

19 hari lalu

Terpopuler Hukrim: Setahun Lalu Putusan Banding Vonis Mati Ferdy Sambo Dibacakan, Remisi Setya Novanto, Pilot Susi Air Dibawa ke Medan Perang

Berita mengenai setahun vonis banding Ferdy Sambo atas pembunuhan ajudannya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat banyak dibaca.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto Dapat Remisi, IM57+ Nilai Akan Berefek Buruk terhadap Pemberantasan Korupsi

19 hari lalu

Setya Novanto Dapat Remisi, IM57+ Nilai Akan Berefek Buruk terhadap Pemberantasan Korupsi

Sejumlah rekayasa hukum yang dilakukan Setya Novanto saat menjalani proses hukum tak bisa dianggap main-main.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

20 hari lalu

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak OC Kaligis dan Otto Hasibuan, Tim Hukum Prabowo-Gibran yang Juga Bela Sandra Dewi

20 hari lalu

Rekam Jejak OC Kaligis dan Otto Hasibuan, Tim Hukum Prabowo-Gibran yang Juga Bela Sandra Dewi

Dua pengacara Tim hukum Prabowo-Gibran, OC Kaligis dan Otto Hasibuan jadi pembela Sandra Dewi, istri Harvey Moeis dalam kasus korupsi tambang timah

Baca Selengkapnya

Sudah Berkali Dapat Remisi, Segini Diskon Masa Tahanan Koruptor e-KTP Setya Novanto

21 hari lalu

Sudah Berkali Dapat Remisi, Segini Diskon Masa Tahanan Koruptor e-KTP Setya Novanto

Narapidana korupsi e-KTP Setya Novanto beberapa kali mendapatkan remisi masa tahanan. Berapa jumlah remisi yang diterimanya?

Baca Selengkapnya