Konferensi pers respon Partai Golkar terhadap hasil Pilkada serentak 2017, dipimpin oleh Sekjen Partai Golkar Idrus Marham dan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto, di kantor DPP Partai Golkar, Kemanggisan, Jakarta, Jumat, 17 Februari 2017. Tempo/Ghoida Rahmah
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengatakan para kader dan pimpinan Partai Golkar berkomitmen mempertahankan Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Karena itu, Golkar menjadwalkan menggelar rapat pleno pada Selasa, 18 Juli 2017, sekitar pukul 14.00 WIB di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar.
"Golkar selalu mendampingi tiap kader yang menghadapi masalah, apalagi masalah yang menimpa ketua umum," kata Idrus setelah rapat di rumah Setya, Selasa dinihari.
Pada Senin malam, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Ketua DPR Setya Novanto sebagai tersangka dugaan korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). KPK telah menemukan dua bukti permulaan yang cukup untuk meningkatkan status politikus Golkar itu menjadi tersangka.
Menurut Idrus, DPP Golkar telah menugaskan Ketua Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia Golkar Rudi Alfonso untuk mengambil langkah-langkah hukum. Namun ia belum bicara lebih jauh tentang rencana praperadilan atas penetapan tersangka Setya.
Puluhan orang sebelumnya menggelar rapat di rumah Setya. Dari para kuasa hukum, anggota DPR dari Fraksi Golkar, kolega Setya, sampai para elite politik di partai beringin itu. Mereka berkomitmen mengawal proses hukum yang sedang dihadapi Setya.
“Dengan prinsip praduga tak bersalah, Pak Setya Novanto tetap Ketua Umum Golkar,” tutur Idrus.
Sejak Senin malam hingga Selasa dinihari, puluhan politikus Golkar mengikuti rapat dadakan di rumah Setya Novanto. Rapat itu dilakukan beberapa saat setelah KPK menetapkan Setya sebagai tersangka dugaan kasus korupsi e-KTP yang merugikan negara senilai Rp 2,3 triliun.