Aktivitas Gunung Dukono yang terpantau mengeluarkan abuvulkanik Rabu 22 Maret 2017. Sumber Foto : Pos Pengamatan Gunung Dukono, Halmahera Utara -- Budhy Nurgianto
TEMPO.CO, Ternate - Empat Gunung Api di Maluku Utara, yakni Gamalama di Ternate, Gamkonora dan Ibu di Halmahera Barat, serta Gunung Dukono di Halmahera Utara berstatus waspada. Bahkan aktivitas Gamalama dan Dukono terpantau terus mengalami peningkatan.
Aktivitas Gunung Gamalama terpantau selalu terjadi gempa embusan dengan amplitudo 5 milimeter berdurasi 18.87 detik dan gempa tremor harmonik dengan amplitudo 3 milimeter. Pusat Pengamatan Gunung Gamalama melarang masyarakat mendekati puncak gunung hingga radius 1,5 kilometer.
“Untuk suhu udara terjadi antara 29-31 derajat Celcius dan kelembaban udara 71-83 persen. Statusnya hingga kini masih waspada level II,” kata petugas pengamatan Gunung Gamalamai, Darno Lamane, kepada Tempo, Senin, 5 Juni 2017.
Sementara itu aktivitas Gunung Dukono teramati 36 kali letusan dengan amplitudo 4-28 milimeter durasi 29.22-42.16 detik. Gunung Dukono juga terpantau selalu mengeluarkan asap putih dan kelabu setinggi 800-900 meter ke arah barat dan barat daya.
“Untuk cuaca terlihat cerah, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara 26-30 derajat Celcius dengan kelembaban udara 82-91 persen. Statusnya masih waspada level II,” ujar petugas pengamatan Gunung Dukono, Iwan Amat, yang dihubungi Tempo.
Menurut Iwan, meski mengalami peningkatan aktivitas, Gunung Dukono masih aman untuk masyarakat. Hanya saja pihaknya melarang masyarakat ataupun wisatawan mendekati Kawah Malupang Warirang radius 2 kilometer.
“Kami juga mengingatkan agar masyarakat yang tinggal disekitar Gunung Dukono selalu memakai masker mengingat letusan dengan abu vulkanik selalu terjadi secara periodik,” ujar Iwan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Maluku Utara Ridwan Samad mengatakan, dari empat gunung api itu, tiga yang diwaspadai aktivitasnya adalah Gunung Gamalama, Dukono dan Gamkenora. Peningkatan aktivitas tiga gunung api tersebut , kata dia, bisa mengancam keselamatan masyarakat.
“Dan sebagai langkah antisipasi dini, kami terus berkordinasi dengan pusat pengamatan gunung api. Selain itu kami juga sudah membentuk tim reaksi cepat bencana,” kata Ridwan.