TEMPO.CO, Ternate - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BMKG) merekam aktivitas kegempaan vulkanik Gunung Gamalama di Ternate terus mengalami peningkatan. “Meski aktivitas kegempaan vulkanik meningkat, statusnya masih tetap waspada level II,” kata Kepala Pos Pemantauan Gunung Gamalama Ternate Darno Lamane, kepada Tempo, Sabtu, 7 Januari 2017.
Menurut Darno, berdasarkan rekaman seismograf aktivitas kegempaan Gunung Gamalama terdiri dari satu kali gempa embusan dengan amplitudo 7 milimeter dengan waktu 16.93 detik. Ada juga gempa micro tremor menerus dengan amplitudo 0.5 - 1.5 milimeter.
Darmo menjelaskan, berdasarkan pengamatan visual, puncak Gamalama terpantau bercuaca mendung hujan, angin lemah dari utara - barat laut dengan suhu udara 25 sampai 26 derajat celcius. “Pada malam hari Gamalama tertutup kabut," ujarnya.
Darno mengatakan, aktivitas Gamalama masih terpantau aman untuk aktivitas masyarakat Ternate. Namun larangan mendaki dan mendekati puncak Gamalama hingga radius 1,5 kilometer masih diberlakukan.
"Kami juga masih merekomedasikan agar masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di gunung Gamalama mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar dingin," ucap Darno.
Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman mengatakan, untuk mengantisipasi ancaman dampak Gamalama Pemerintah Kota Ternate sudah menyiapkan beberapa lokasi pengusian. Pihaknya juga telah menyiagakan tim darurat bencana sejak sepekan terakhir.
"Intinya langkah antisipasi dampak Gamalama sudah kami siapkan. Semua perangkat daerah saya perintahkan untuk tetap siaga," tutur Burhan.
Sebelumnya Gunung Gamalama sempat mengeluarkan asap tebal disertai abu vulkanik setinggi 1000 meter dan mengarah ke barat laut Ternate. Akibatnya, Bandara Sultan Babullah, Ternate, sempat ditutup. Selain itu ratusan warga dievaluasi.
Gunung Gamalama merupakan salah satu dari empat gunung api yang ada di Maluku Utara. Setidaknya lebih dari 350 ribu jiwa penduduk mendiami kawasan di kaki Gunung Gamalama.
BUDHY NURGIANTO