Toleransi Umat Beragama di Bali, Sejarawan: Buleleng Barometernya

Reporter

Editor

Elik Susanto

Senin, 22 Mei 2017 04:01 WIB

Tradisi perang tipat bantal di Desa Adat Kapal, Buleleng, Bali. TEMPO/Ketut Efrata

TEMPO.CO, Singaraja - Sejarawan dan akademisi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali, I Made Pageh, menyatakan Kabupaten Buleleng merupakan barometer toleransi kehidupan beragama di Pulau Dewata. Sejak abad 16 nilai-nilai toleransi di Buleleng sudah ada, tepatnya sewaktu Raja Buleleng, Ki Barak Panji Sakti berkuasa.



Menurut I Made Pageh, sangat jarang ditemukan pergesekan antarumat beragama di kabupaten ujung utara Pulau Dewata ini. "Terlebih karena rasa persaudaraan sudah terpupuk dari nenek moyang masyarakat Buleleng," kata I Made Pageh di Kota Singaraja, Minggu, 21 Mei 2017.

Baca: Pemuda Kristiani Serukan Toleransi Antarumat Beragama



Begitu harmoninya kehidupan antarwarga di Buleleng, sampai ada istilah nyama selam untuk menyebutkan saudara muslim. Ini, kata I Made Pageh, memiliki makna bahwa semua kalangan masyarakat di Buleleng adalah bersaudara.

I Made Pageh menceritakan, sejarah umat muslim di Buleleng berkat ekspansi Panji Sakti ke wilayah Pulau Jawa, yang kemudian mengajak ratusan warga Muslim tinggal dan menetap di Buleleng.

"Panji Sakti ketika itu tidak menganggap mereka sebagai musuh tetapi sebagai sahabat dan teman guna memperkuat kerajaan dan kekuatan perang," kata I Made Pageh sembari menjelaskan Panji Sakti sebagai pendiri Kerajaan Buleleng memberikan wilayah bernama Pegatepan sebagai basis masyarakat Muslim yang kini dikenal dengan nama Desa Pegayaman.



Baca: Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Juga Serukan Toleransi

Roh toleransi di Pulau Dewata, I Mde Pageh melanjutkan, dimulai dari Buleleng baru kemudian menyebar ke daerah lain. "Oleh karena itu siapapun akan sangat mudah merasakan indahnya kebersamaan dan harga menghargai ketika tinggal di Buleleng. Tidak ada istilah harus berbeda dan bermusuhan karena berbeda agama dan keyakinan."



I Made Pageh berharap generasi muda bisa mempertahan nilai-nilai toleransi ini. "Berdasarkan hasil penelitian saya, ada fenomena banyak anak muda yang belajar agama ke luar Bali kemudian ingin mengubah rasa toleransi yang sudah ada. Mereka merasa paling pintar dan paling benar dalam masalah agama. Mereka ingin meghilangkan kebiasaan dari orang tua dan leluhurnya"

Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian karena sangat berbahaya bagi eksistensi bangsa Indonesia yang mempiunyai falsafah Bhinneka Tunggal Ika. "Selama ini kebinekaan itu berjalan begitu indah," kata I Made Pageh. Toleransi menjadi kunci dalam mewujudkan kerukunan antarwarga.



Advertising
Advertising

ANTARA

Berita terkait

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

30 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

46 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.

Baca Selengkapnya

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

28 Oktober 2022

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

Aprilia Inka Prasasti terpilih sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya