Sejumlah personil Brimob berpatroli rutin di Dusun Gantinadi, Desa Tangkura, Poso Pesisir, Poso, Sulteng, 14 Maret 2015. Kapolda Sulteng, Brigjen Idham Azis, mengatakan sepanjang Januari-Maret 2015, sebanyak 12 warga Poso ditangkap terkait kelompok jaringan teroris pimpinan Santoso. ANTARA/Zainuddin MN
TEMPO.CO, Poso - Kontak senjata kembali terjadi di wilayah pegunungan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, antara kelompok terduga teroris Mujahidin Indonesia Timur dan tim Satuan Tugas Operasi Tinombala. Dua orang terduga teroris dikabarkan tewas.
Informasi yang dihimpun Tempo, peristiwa kontak senjata terjadi pada Senin, 15 Mei 2017, di pegunungan Poso, Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, sekitar pukul 12.10 Wita.
“Iya, benar, kontak tembak terjadi lagi. Di wilayah Poso Pesisir Utara,” kata seorang anggota Satuan Tugas Operasi Tinombala yang enggan disebutkan namanya saat dihubungi Tempo, Senin, 15 Mei.
Selain dua korban tewas, dikabarkan satu orang dari tim Satuan Tugas Operasi Tinombala mengalami luka tembak. "Saat ini sedang dilaksanakan evakuasi," ujarnya.
Dalam peristiwa itu aparat menyita satu pucuk senjata laras panjang jenis SS-1 dan satu pucuk senjata senapan angin.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Hari Suprapto hingga berita ini diturunkan belum bisa dikonfirmasi terkait dengan peristiwa tersebut.
Sejauh ini, Satgas Tinombala memang masih melakukan pengejaran terhadap sisa-sisa anak buah Santoso. Berdasarkan catatan kepolisian masih ada sembilan anggota kelompok Santoso yang bersembunyi di Poso.
Mereka adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora, Firdaus alias Daus alias Barok Rangga, Kholid, Askar alias Jaid, Basir, Abu Alim, Qatar alias Farel, Moh. Faizal, dan Nae alias Galuh.