Reportase Tempo ke Raja Ampat: Terumbu Karang Hancur Berantakan  

Reporter

Selasa, 21 Maret 2017 06:58 WIB

Pemandagan gugusan bukit kars Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, 19 November 2016. Kawasan tersebut merupakan salah satu tempat populer yang banyak dikunjungi wisatawan domestik ataupun internasional di Kabupeten Raja Ampat. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Raja Ampat - Karang-karang putih terlihat jelas ketika cahaya matahari menembus perairan Pulau Kri di Raja Ampat, Papua Barat. Karang putih di kedalaman 4 meter itu bisa langsung terlihat dari atas sekoci tanpa perlu menyelam. “Warna putih itu bagian dalam karang yang sudah terbelah. Karang tergerus baling-baling mesin kapal pesiar MV Caledonian Sky,” kata Kepala Seksi Penanggulangan dan Pemulihan Wilayah II Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Yanuar Arifin, Kamis, 16 Maret 2017 lalu.

Baca: Terumbu Karang Raja Ampat Rusak, Bupati: Saya Tak Mau Kejadian Lagi

Hari itu, ia bersama Tempo dan sejumlah anggota rombongan lain memeriksa kerusakan karang di perairan Raja Ampat. Kapal pesiar berbendera Bahama itu kandas setelah menyelesaikan perjalanan wisata pada 4 Maret lalu. Kapal pesiar milik operator tur Noble Caledonia tersebut kandas ketika hendak menuju Bitung, Sulawesi Utara. Caledonia Sky berlayar dari New Britain Island, pulau di timur daratan Papua Nugini, pada 25 Februari 2017, lalu menuju Manila dengan singgah di Raja Ampat dan Bitung.

Kementerian Lingkungan menyebutkan perkiraan awal terumbu karang yang rusak seluas 1,3 hektare. Selain itu, setidaknya delapan genus karang hancur dan patah berkeping-keping. Berdasarkan pantauan Tempo, karang berbentuk silinder ataupun batu patah dan terbelah. Bentuknya seperti pohon yang terbelah setelah digergaji.

Baca: Detik-detik Kapal Caledonian Tabrak Terumbu Karang Raja Ampat

Kepala Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Sorong Johnny Rumbu Silalahi menduga kapal kandas akibat nakhoda Kapten Keith Michael Taylor tak memperhitungkan arus kencang saat itu. Johnny mengatakan cuaca hari itu cerah, tapi arus deras. “Kalau nakhoda memperhitungkan arus, seharusnya ia bisa mengatur kapal menghindari karang,” kata dia.

Tempo datang ke lokasi kejadian menggunakan kapal pelayanan navigasi negara Kofiau (KN Kofiau). KN Kofiau harus parkir di kedalaman 20 meter karena kapal navigasi itu memiliki draft (bagian kapal yang tenggelam di dalam air) 3,2 meter. Untuk mendekati karang yang rusak, tim menggunakan sekoci, yang memiliki draft 1,5 meter. Kedalaman bagian terumbu karang hanya 4 meter. Caledonian Sky kandas karena memiliki draft 4,2 meter.

Butuh sepuluh jam untuk mengeluarkan Caledonian Sky. Kapal tunda Audreyob Tanjung Priok milik Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan sempat berusaha menarik kapal itu. Namun Caledonian Sky, yang berbobot 4.200 gross tonnage, terlalu berat buat ditarik kapal tunda itu. Tanpa menurunkan 102 turis dan 79 anak buah kapalnya, Caledonian Sky berusaha keluar dari karang dengan menggunakan mesin dan baling-baling sendiri.

Baca: Tragedi Raja Ampat, WWF Dukung Pemerintah Gugat Kapal Caledonian

Setelah lepas, kapal itu diizinkan keluar dari perairan Raja Ampat sehabis menyepakati kerugian akibat insiden itu diselesaikan asuransi. Johnny mengatakan timnya melepas kapal karena secara aturan internasional kapal hanya boleh ditahan karena alasan cuaca dan keputusan pengadilan. “Para turis itu bisa sakit atau kehabisan bahan makanan untuk perjalanan bila kapal ditahan. Ini kan bahaya,” kata Johnny.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

Negara Rugi Rp 300 Triliun karena Korupsi Timah Harvey Moeis, Saksi Ahli Beberkan Penghitungannya

5 hari lalu

Negara Rugi Rp 300 Triliun karena Korupsi Timah Harvey Moeis, Saksi Ahli Beberkan Penghitungannya

Suparmoko menyampaikan data hitungan kerugian kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan timah Harvey Moeis dkk.

Baca Selengkapnya

KLHK Beri Apresiasi 20 Produsen yang Melaksanakan Peta Jalan Pengurangan Sampah

29 hari lalu

KLHK Beri Apresiasi 20 Produsen yang Melaksanakan Peta Jalan Pengurangan Sampah

Sebanyak 52 produsen telah menyusun dan melaksanakan peta jalan pengurangan sampah.

Baca Selengkapnya

Kata Walhi tentang Pemutihan Sawit Kawasan Hutan yang Diduga Sebabkan Kejagung Geledah KLHK

30 hari lalu

Kata Walhi tentang Pemutihan Sawit Kawasan Hutan yang Diduga Sebabkan Kejagung Geledah KLHK

Menurut Walhi, kurun waktu 2016-2024 terdapat dua kebijakan yang dikeluarkan terkait dengan pemutihan sawit dalam kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

Empat Boks Barang Bukti Penggeledahan Diangkut Kejagung dari Kantor KLHK

33 hari lalu

Empat Boks Barang Bukti Penggeledahan Diangkut Kejagung dari Kantor KLHK

Penggeledahan di Kantor KLHK sudah berlangsung sejak Kamis pagi sekitar pukul 09.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Jaksa Minta Eks Petinggi PT Timah Jadi Saksi di Sidang Harvey Moeis Besok

41 hari lalu

Jaksa Minta Eks Petinggi PT Timah Jadi Saksi di Sidang Harvey Moeis Besok

Jaksa mendakwa eks petinggi PT Timah dan dua terdakwa lain ikut mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan di wilayah IUP PT Timah.

Baca Selengkapnya

Sidang Korupsi Timah Harvey Moeis, Kerusakan Lingkungan Makin Masif Setelah Penambangan 5 Smelter

6 September 2024

Sidang Korupsi Timah Harvey Moeis, Kerusakan Lingkungan Makin Masif Setelah Penambangan 5 Smelter

Berdasarkan hitungan Kejagung kerugian negara terbesar dalam kasus korupsi timah adalah kerusakan lingkungan yang mencapai Rp 271 triliun.

Baca Selengkapnya

Warga Semarang Upacara 17 Agustus di Atas Laut sebagai Kritik atas Kerusakan Lingkungan

17 Agustus 2024

Warga Semarang Upacara 17 Agustus di Atas Laut sebagai Kritik atas Kerusakan Lingkungan

Nelayan di Kota Semarang sengaja menggelar upacara 17 agustus di lokasi tersebut untuk menyuarakan kondisi laut yang semakin rusak.

Baca Selengkapnya

Masyarakat Terdampak IKN Serukan Penyelamatan Lanskap Teluk Balikpapan

17 Agustus 2024

Masyarakat Terdampak IKN Serukan Penyelamatan Lanskap Teluk Balikpapan

Pembangunan IKN membabat habis lebih dari empat hektar mangrove di hulu Teluk Balikpapan yang menjadi akses jalur perairan untuk alat-alat berat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Sektor Pertambangan Paling Merugikan Lingkungan

9 Agustus 2024

Jokowi Sebut Sektor Pertambangan Paling Merugikan Lingkungan

Presiden Jokowi mengatakan bahwa masalah iklim perlu menjadi perhatian bersama.

Baca Selengkapnya

Di Kampung Wisata Flory Sleman Yogyakarta, Puluhan Anak Muda Berkumpul Soroti Keberlanjutan Lingkungan

4 Agustus 2024

Di Kampung Wisata Flory Sleman Yogyakarta, Puluhan Anak Muda Berkumpul Soroti Keberlanjutan Lingkungan

Puluhan anak muda membedah bagaimana kultur sosial, dunia pendidikan, dan lingkungan saling berelasi di Kampung Wisata Yogyakarta

Baca Selengkapnya