Sebut GMNI Underbow PKI, Eks Ketua HMI Ini Minta Maaf

Reporter

Senin, 6 Februari 2017 19:15 WIB

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). TEMPO/ Gita Carla

TEMPO.CO, Jakarta--Abraham Lagaligo meminta maaf atas kekeliruan penulisan sebuah artikel. Abraham yang merupakan mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Surabaya periode 2002-2003 mengakui kesalahannya atas artikel berjudul Dulu HMI Sekarang FPI.

"Saya meminta maaf atas kesalahan mengutip sejarah CGMI (Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia) dan GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia)," ucap Abraham dalam jumpa pers di Jakarta, Senin, 6 Februari 2017.

Baca: Wakil Ketua MPR: Komunisme Masih Ancaman Konkrit

Sejak awal Abraham mengaku telah diingatkan kalau artikel yang disebar melalui media sosial itu kurang akurat dari sisi fakta dan data pendukung. Tanpa menunggu lama, ia pun lantas segera merevisi kesalahannya.

Dari penjelasan Ketua Presidium GMNI periode 2015-2017, Chrisman Damanik, kesalahan Abraham ialah menulis Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia yang berubah menjadi GMNI dan jadi underbow Partai Komunis Indonesia (PKI). "Apa yang ditulis tidak sesuai fakta dan tidak beralasan," kata Chrisman.

Karena ada kekeliruan dan mencegah situasi makin memanas, kedua belah pihak sepakat mengambil jalan damai. "Dengan itikad baik untuk saling memaafkan dan jaga hubungan baik," ucap Chrisman.

Simak: Ditahan KPK, Choel Mallarangeng: Sudah Saya Tunggu Sekian Lama

Ketua Umum Alumni DPP GMNI Ahmad Basarah mengapresiasi jalan damai yang diambil kedua belah pihak. Menurut dia, upaya itu bisa dijadikan contoh ditengah memanasnya suhu politik di Indonesia. "Yang dilakukan sekarang bisa jadi rujukan untuk tidak terpancing," kata Basarah.

Ketua Koordinator Presidium Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Mahfud Md pun menyambut baik upaya jalan damai yang dipilih. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menilai apa yang dilakukan kedua belah pihak disebut sebagai restorative justice. "Ini (restorative justice) sumber inspirasi hukum di Indonesia," kata Mahfud.

Lihat: Kalapas Sukamiskin Sebut Anggoro Cuma Sarapan di Apartemen

Restorative justice, kata Mahfud, merupakan upaya menyelesaikan masalah dengan cara damai atau baik-baik. Dalam hal ini tidak ada pihak yang kalah atau menang.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Pemicu Perbedaan Ideologi Korea Selatan dan Korea Utara hingga Bermusuhan

18 hari lalu

Pemicu Perbedaan Ideologi Korea Selatan dan Korea Utara hingga Bermusuhan

Inilah awal mula Perang Korea dan bagaimana konflik ini memperkuat perbedaan ideologis antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

MKMK Putuskan Saldi Isra dan Arief Hidayat Tak Langgar Kode Etik, Begini Pertimbangan Hukumnya

28 Maret 2024

MKMK Putuskan Saldi Isra dan Arief Hidayat Tak Langgar Kode Etik, Begini Pertimbangan Hukumnya

MKMK menggelar sidang pengucapan putusan pada Kamis, 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Forum Alumni GmnI Temui Cak Imin, Sampaikan Kepada Dukungan AMIN

24 November 2023

Forum Alumni GmnI Temui Cak Imin, Sampaikan Kepada Dukungan AMIN

"Kami hadir di sini mendukung Amin (Anies-Cak Imin). Kalau berbicara Alumni GmnI seharusnya kan ke sebelah, tapi ini tidak," kata Ajat.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

18 November 2023

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

Anies Baswedan mengatakan, pihaknya memahami betul bahwa Indonesia adalah sebuah negeri yang berdasar Pancasila.

Baca Selengkapnya

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

28 September 2023

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

Menjelang meletusnya G30S 1965, situasi politik sangat tegang. PKI dan TNI bersitegang soal angkatan kelima.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

5 Mei 2023

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

Pemikiran Karl Marx dituangkan pada sejumlah buku, dua di antaranya adalah Das Kapital dan Communist Manifesto.

Baca Selengkapnya

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

26 Februari 2023

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

Tan Malaka salah satu pahlawan nasional, dengan banyak nama. Pemikirannya tentang konsep bangsa Indonesia diserap Sukarno - Hatta.

Baca Selengkapnya

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

7 Januari 2023

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

PM Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan tak akan menerima LGBT, sekularisme, dan komunisme di pemerintahannya. Ia mengatakan telah difitnah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

29 November 2022

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

Juru Bicara Tim Sosialisasi RKUHP, Albert Aries mengatakan pasal 188 tidak akan mencederai kebebasan berpikir dan berpendapat.

Baca Selengkapnya

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

29 November 2022

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

Anggota DPR Komisi Hukum Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari, menilai perlu ada tafsir ketat terhadap pasal 188 RKUHP.

Baca Selengkapnya