Panglima TNI Gatot Nurmantyo dalam penyambutan satuan TNI dari Lebanon di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, 28 Desember 2016. Foto: Puspen Mabes TNI
TEMPO.CO, Jakarta -Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo berkomentar terkait dugaan penyelundupan senjata di Sudan. Gatot membantah keterlibatan personel TNI dalam dugaan penyelundupan tersebut. “Saya yakin TNI tidak ada satu pun yang terlibat,” kata Gatot di Cilodong, Kabupaten Bogor, Rabu 25 Januari 2017.
Gatot menjelaskan saat ini sudah ada tim dari Kementerian Luar Negeri dan Kepolisian RI yang berangkat ke Sudan memastikan peristiwa yang sebenarnya. Ia pun yakin bahwa tidak ada personel asal Indonesia yang terlibat. “Karena tidak ada lambang polisi atau TNI. Mau ngambil juga buat apa?” kata dia.
Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian juga senada. Menurut dia, hasil investigasi awal kedutaan dengan pihak kepolisian menunjukkan kemungkinan 10 koper berisi senjata selundupan di Bandara Sudan bukan milik Formed Police Unit (FPU) 8. Satuan tugas untuk misi perdamaian PBB ini rencananya akan kembali ke Indonesia karena masa tugas yang telah habis.
Namun, kepulangan mereka tertahan. Petugas Bandara Sudan menemukan tas koper yang berisi senjata diduga diselundupkan dari Al Fashir, Darfur, Sudan pada 20 Januari 2017. Otoritas bandara menduga tas koper ini milik para anggota kepolisian.
Tito pun juga mempertanyakan dugaan penyelundupan senjata tersebut. “Untuk apa polisi Indonesia menyelundupkan senjata?” kata dia.
Misi UNAMID dimulai sejak 2007 untuk membantu menghentikan kekerasan di wilayah barat Sudan. Misi ini merupakan misi perdamaian terbesar kedua di dunia dengan anggaran mencapai US$ 1,35 miliar dengan melibatkan 2.000 personel.