Ratusan orang dari Front Pembela Islam (FPI) dan Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) berunjuk rasa di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, 1 Juni 2015. Demo ini bertujuan melengserkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pengurus Muhammadiyah Yogyakarta memperkirakan sekitar seratus anggota Muhammadiyah berangkat ke Jakarta untuk ikut aksi protes pada Jumat, 4 November 2016.
“Kami perkirakan dari kader Muhammadiyah ada seratus lebih yang ikut berangkat ke Jakarta untuk ikut aksi itu,” ujar Ketua I Pengurus Muhammadiyah Yogyakarta Aris Madani, Rabu, 2 November 2016.
Aksi protes 4 November tersebut bertujuan mendesak kepolisian agar segera menangani kasus penistaan agama yang diduga dilakukan calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Menurut Aris, berdasarkan pengamatannya, sebagian besar kader Muhammadiyah di Yogya setuju dengan gerakan turun ke jalan untuk mendesak aparat hukum mengusut secara tuntas dugaan penistaan agama itu. Namun, kata dia, tak ada instruksi dari PP Muhammadiyah agar anggota organisasi tersebut terlibat dalam aksi demonstrasi itu.
“Makanya, jika ada kader berangkat, dilarang membawa atribut Muhammadiyah dalam bentuk apa pun, semua atas nama pribadi,” kata Aris.
Sebelumnya, di Jakarta, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan organisasinya tidak mengimbau anggotanya untuk ikut dan juga tidak melarang. Dahnil mengatakan semua pihak yang hadir dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo bersepakat bahwa demonstrasi adalah hak warga negara. Namun harus dilakukan dengan cara damai.