TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil meminta Presiden Joko Widodo segera membentuk Tim Pencari Fakta baru untuk menyelesaikan perkara hukum kematian aktivis HAM Munir Said Thalib. Itu didorong dari ketidakjelasan keberadaan dokumen resmi laporan TPF kasus Munir, yang dibentuk di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
“Segera bentuk TPF baru dengan kewenangan yang lebih kuat, dan dengan anggota yang tak hanya terdiri dari unsur pemerintah, tapi juga masyarakat,” ujar perwakilan koalisi tersebut, Al Araf, lewat keterangan pers, Kamis, 27 Oktober 2016.
Organisasi yang terdiri dari lembaga seperti Imparsial, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, dan beberapa mantan anggota TPF Munir itu mengaku merasa kecewa terhadap pemerintah, yang dinilai tidak jelas mengusut keberadaan dokumen itu.
“Kami memandang kelola sistem administasi pemerintahan sangat buruk. Dokumen yang begitu penting untuk mengungkap kejahatan pembunuhan, tidak diketahui keberadaannya,” ujar Araf.
Kasus Munir kembali menjadi perbicangan usai keluarnya putusan Komisi Informasi Publik (KIP), yang mengharuskan pemerintah untuk mengumumkan isi dokumen TPF. Informasi mengenai ketidakjelasan keberadaan dokumen itu kemudian menjadi kontroversi.
Reaksi pun muncul dari Presiden RI Keenam SBY, dan jajaran menteri di era pemerintahannya. Mantan sekretaris kabinet era SBY, Sudi Silalahi menyatakan laporan TPF telah diterima atasannya.
Salinannya pun disebarkan ke instansi terkait. “Jika benar dokumennya hilang, itu adalah kejahatan tindak pidana, mengacu pada Pasal 53 Undang Undang Keterbukaan Informasi Publik Nomor 14 Tahun 2008,” kata Araf.
Keterangan Sudi pun diragukan oleh koalisi itu. “Upaya pengungkapan kasus belum selesai karena sejumlah temuan TPF belum ditindaklanjuti. Keterangan Sudi Silalahi bahwa semua rekomendasi TPF telah dijalankan oleh SBY, tidak benar.”
Koalisi pun meminta dukungan Dewan Perwakilan Rakyat RI, untuk mendorong kejelasan dari pemerintahan Jokowi, maupun pihak terkait yang ada di era pemerintahan SBY.
YOHANES PASKALIS
Berita terkait
Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan
41 hari lalu
Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) mendesak Komnas HAM menetapkan kasus pembunuhan Munir Said Thalib sebagai pelanggaran HAM berat
Baca SelengkapnyaKasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia
48 hari lalu
Komisi Aksi Solidaritas untuk Munir desak Komnas HAM segera tuntaskan kasus pembunuhan Munir Said Salib pada 7 September 2004.
Baca SelengkapnyaKelompok Sipil Tagih Komnas HAM soal Penyelesaian Kasus Pembunuhan Munir
27 Desember 2023
Komnas HAM didesak menetapkan kasus pembunuhan Munir jadi pelanggaran HAM berat.
Baca SelengkapnyaKASUM Desak Presiden Jokowi Buka Laporan TPF Munir ke Publik
8 September 2023
KASUM mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi segera membuka dokumen laporan Tim Pencari Fakta atau TPF Munir.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM Targetkan Penyelidikan Kasus Munir Rampung Tahun Ini
12 Mei 2023
Komnas HAM mengatakan tim ad hoc penyelidikan kasus pelanggaran HAM berat Munir saat ini masih bekerja.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM Sebut Perkembangan Tim Adhoc Munir Baru Selesai di Internal
28 Desember 2022
Komnas HAM mengatakan perkembangan pembentukan ulang tim ad hoc kasus Munir saat ini baru rampung di internal.
Baca SelengkapnyaTak Bisa Umumkan Hasil Penyelidikan, Eks TPF Munir Sebut Terbelenggu Keppres Era SBY
27 Desember 2022
Eks anggota TPF Munir, Usman Hamid, menyebut tidak bisa membuka isi laporan terbentur Keppres No. 111 Tahun 2004 yang dikeluarkan era Presiden SBY
Baca SelengkapnyaKASUM Masih Mendiskusikan Nama untuk Diajukan ke Tim Ad hoc Kasus Munir
24 Desember 2022
Komite Aksi Untuk Munir (KASUM) masih mendiskusikan nama untuk diajukan ke tim ad hoc Komnas HAM menyelidiki kasus Munir.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM akan Bentuk Tim Adhoc Penyelidikan Kasus Munir
23 Desember 2022
Tim adhoc penyelidikan kasus Munir akan diumumkan pada 10 Januari 2023.
Baca SelengkapnyaSuciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM
22 September 2022
Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?
Baca Selengkapnya