Penutupan Pelatihan Kader Bela Negara untuk ormas dan pegiat LSM oleh Kementerian Pertahanan di gedung diklat bela negara Rumpin, Bogor, Ahad, 31 Juli 2016 / Yohanes Paskalis
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal Hartind Asrin mengatakan jumlah peserta diklat Bela Negara semakin banyak. Peserta kegiatan tersebut akan didominasi kalangan pekerja kantoran, yang berasal dari kementerian dan lembaga masyarakat.
"September (2016) sangat banyak, akan padat sampai Desember," ujar Asrin di Gedung Diklat Kementerian Pertahanan Rumpin, Bogor, Ahad, 31 Juli 2016.
Asrin menyebutkan sejumlah institusi yang sudah menjadi pendaftar. Mereka, antara lain, berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Bank Indonesia Institute. "Dari PUPR, ada ajudan para pimpinan eselon 1 dan 2, anggota eselon 3 dan 4 juga."
Meski tak merinci, Asrin mengatakan, sejumlah sekolah dan universitas pun akan menerapkan metode Bela Negara dalam proses orientasi siswa dan mahasiswa baru. Metode tersebut, menurut dia, terbagi menjadi dua jenis, yaitu lewat sosialisasi dan diklat.
Asrin meyakini program yang digodok dalam 20 pertemuan antarlembaga, yang dipimpinnya, selama delapan bulan itu bisa mencapai target 4 juta peserta pada akhir 2016. Saat ini, kata dia, jumlah kader Bela Negara di seluruh wilayah di Indonesia mencapai 2,7 juta orang. Angka itu didasari portal database Badan Diklat.
Bamsoet Tegaskan FKPPI Harus Mampu Menjaga Pemilu Damai
21 Januari 2024
Bamsoet Tegaskan FKPPI Harus Mampu Menjaga Pemilu Damai
Bamsoet menegaskan peran Front Keadilan Pemuda dan Pemudi Indonesia (FKPPI) sebagai bagian integral dari bela negara, yang harus mampu menjaga kelancaran Pemilu 2024.
SBY Tetapkan 19 Desember Hari Bela Negara, Apa Alasannya?
19 Desember 2023
SBY Tetapkan 19 Desember Hari Bela Negara, Apa Alasannya?
Peringatan Hari Bela Negara ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono untuk mengenang jasa-jasa pahlawan dalam mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia pada 19 Desember 1948
Bela negara bukan sekadar siap angkat senjata. Bela negara termasuk mengatasi ancaman ideologi yang menyuburkan intoleransi, separatis, dan pemahaman religi yang dangkal.