Menkes: Semua yang Terlibat Vaksin Palsu Harus Dihukum  

Reporter

Minggu, 17 Juli 2016 17:44 WIB

Menteri Kesehatan RI, Prof Nilla F Moeloek memantau kerja operator saat peluncuran pusat komando nasional 119 di kantor Kementrian Kesehatan, Jakarta, 1 Juli 2016. Kementerian Kesehatan menyediakan layanan darurat medis dengan nomor 119 yang dapat diakses melalui telepon selular atau rumah dan bebas biaya. M Iqbal Ichsan/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek meminta semua yang terlibat dalam jaringan peredaran vaksin palsu dihukum. Sanksi ini, kata dia, akan dijatuhkan pada produsen, distributor, maupun oknum-oknum yang membantu mengedarkan vaksin palsu itu kepada masyarakat.

"Semua akan dibuktikan dan akan diberikan sanksi setelah ada hasil dari Bareskrim," kata Nila di kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Ahad, 17 Juli 2016. Saat ini, Badan Reserse Kriminal sedang menyelidiki perkara vaksin palsu yang beredar di seluruh Indonesia.

Tim Satuan Tugas Vaksin Palsu Maura Linda Sitanggang mengatakan hukuman ini tak serta-merta dijatuhkan kepada semua pihak. "Misalnya dokter itu tidak tahu jika vaksin itu palsu. Itu tidak bisa dikatakan salah," katanya.

Beda halnya jika dokter tahu bahwa distributor vaksin tak resmi tapi tetap menggunakannya, maka itu bisa dinyatakan bersalah. "Penyalahgunaan wewenang harus bertanggung jawab terhadap profesinya," kata Nila.

Nila mengatakan seharusnya fasilitas kesehatan berpedoman pada keamanan pasien. Sehingga pembelian obat-obatan seharusnya melalui distributor yang resmi. "Jadi kalau ada penawaran dari oknum tertentu ataupun orang, harusnya itu sudah menyadari apakah ini resmi atau tidak," ucapnya.

Nila menyebutkan hingga hari ini Bareskrim telah menemukan empat produsen dan empat distributor vaksin palsu. Bareskrim menemukan satu distributor yang menyebarkan ke-14 rumah sakit dan 8 klinik.

Penyebaran vaksin palsu rupanya tak berhenti di situ. Nila mengatakan ada satu klinik yang ikut mengedarkan vaksin palsu ke yang lain. "Satu klinik didapat dari satu produsen dan distributornya. Klinik ini juga melakukan pengedaran vaksin-vaksin palsu ke yang lain," katanya.

Badan POM juga melakukan penyidikan dengan melihat pembelian tidak resmi. Saat ini, ada 39 sampel vaksin di 37 titik fasilitas kesehatan yang diperiksa. "Yang ditemukan empat vaksinnya tak sesuai (palsu)," katanya.

Nila mengatakan temuan Badan POM ini sedang ditindaklanjuti oleh Bareskrim. Ia juga meminta Dinas Kesehatan untuk memantau dan melihat ke daerah masing-masing. "Untuk melihat adakah kecurigaan-kecurigaan," ujarnya.

MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

1 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

6 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

9 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

11 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

15 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

15 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

25 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

42 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

43 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

54 hari lalu

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

Pendaftaran SATU Indonesia Awards dibuka mulai 4 Maret - 4 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya