INFO NASIONAL - Anggota Komisi IX DPR Edy Wuryanto menegaskan, masyarakat miskin harus mendapatkan layanan kesehatan yang baik, terutama dalam menghadapi lonjakan kasus demam berdarah (DB).
"Banyak masyarakat yang kena demam berdarah, lalu dia muter-muter nyari rumah sakit penuh, dia miskin tidak punya dana pake BPJS, kena demam berdarah, dia muter sampai tiga, empat rumah sakit penuh semua, akhirnya ada yang dapat ada yang tidak,” ujarnya saat rapat kerja dengan Menteri Kesehatan di ruang rapat Komisi IX, Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin, 25 Maret 2024.
Dampak rumah sakit penuh, Edy melanjutkan, banyak masyarakat tidak mendapatkan fasilitas kesehatan. “Pertanyaan saya, apa upaya pemerintah untuk menjamin ketika ada ledakan kasus seperti ini? jangan sampai masyarakat yang miskin ini tidak memperoleh tempat tidur di rumah sakit, terutama di Jakarta," ujarnya.
Menurutnya pasien demam berdarah harus mendapatkan pelayanan kesehatan secara cepat dan tepat, jika tidak tertangani secara baik maka berakibat fatal. Bahkan dia mendapat aduan ada pasien yang tidak tertangani dengan secara semestinya.
"Yang saya data, sudah mendatangi Rumah Sakit Harapan Bunda penuh, pindah Rumah Sakit Ridwan Maureksa penuh, pindah Rumah Sakit Polri penuh. Muter-muter keburu mati pasiennya. Karena DB ini masa urgennya hanya lima hari. Ketika lima hari ini tertolong ya sembuh, ketika tidak ya lewat," jelas Edy.
Baca Juga:
Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini menyampaikan, DB ini sebenernya masalah lingkungan. Di era 80an dan 90an kampanye mengatasi DB sangat masif dan melibatkan masarakat, sehingga menimbulkan kesadaran dan terjadi gotong royong.
Namun kebiasaan baik ini tidak terjadi di era sekarang. "Tadi saya dengar pak Wamen (Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono) menyampaikan peran serta masyarakat menurun," ucap Edy. (*)