Gerakan #SaveJogja untuk Selamatkan dari Intoleransi

Reporter

Sabtu, 7 Mei 2016 07:20 WIB

ANTARA/Noveradika

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gerakan masyarakat sipil Yogyakarta bersama-sama melontarkan tagar SaveJogja melalui media sosial sejak 5 Mei 2016 . Tagar tersebut merupakan bentuk respon atas kondisi di Yogyakarta yang rawan tindakan intoleransi.

“Ini seperti gerakan #SaveKPK, #SaveKendeng. Mengabarkan pada Indonesia tentang situasi yang buruk di Yogyakarta,” kata aktivis Masyarakat Anti Kekerasan Yogyakarta (Makaryo) Tri Wahyu saat dihubungi Tempo, Jumat 6 Mei 2016.

Melalui #SaveJogja, mereka ingin menyelamatkan Yogyakarta dari kekerasan dan intoleransi serta mengembalikannya sebagai Kota Toleran yang pernah dideklarasikan pada 3 Maret 2011 lalu pada masa Walikota Yogyakarta Herry Zudianto. Berdasarkan data Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika ada 15 kasus intoleransi pada 2015.

Kemudian pada 2016 hingga Mei ini, menurut catatan Makaryo sudah ada empat kasus intoleransi di Yogyakarta. Kasus-kasus itu adalah pemaksaan penutupan Pondok Pesantren Waria “Al Fattah” oleh Front Jihad Islam (FJI) pada 24 Februari 2016, pembubaran acara Lady Fast 2016 di Garage Survive oleh polisi dan ormas pada 2 April 2016, serta pembubaran pemutaran film dokumenter Pulau Buru Tanah Air Beta oleh Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI-Polri (FKPPI) di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada 27 April 2016 dan di Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta oleh polisi dan FKPPI dan Front Anti Komunis Indonesia (FAKI) pada 3 Mei 2016.

Menurut Wahyu, apabila kondisi tersebut dibiarkan, maka predikat-predikat yang baik yang disandang Yogyakarta akan hilang. “Yogya akan jadi mantan Kota Pendidikan, mantan Kota Budaya, mantan Kota Toleran,” kata Wahyu.

Aktivis gerakan Warga Berdaya yang mengkritisi pembangunan di Yogyakarta, Dodo Putra Bangsa mengingatkan, Yogyakarta dari dulu telah menjadi tempat berkumpulnya manusia dari berbagai latar belakang budaya. Publik pun mengagumi budaya Yogyakarta yang ramah, menghargai dan menghormati perbedaan, juga tolong-menolong.

“Perbedaan itu sudah jalan beriring dengan asik di Yogya. Tapi sekarang dikotori dengan kasus-kasus itu,” kata Dodo yang aktif menyebarkan #SaveJogja dan sebelumnya aktif dengan #JogjaOraDidol dan #JogjaAsat .

Melalui #SaveJogja, Dodo mengajak publik untuk menyelamatkan Yogyakarta dari bencana akibat ulah manusia dengan menjaga tanah air dan budaya Yogyakarta. Seperti bencana akibat pemimpin daerah yang pro-pemodal sehingga membangun banyak hotel, maupun pemimpin daerah yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghadapi kelompok intoleran.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

14 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

25 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

29 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

31 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

47 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

49 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

55 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

57 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya