Peserta pendidikan bela negara beratraksi merakit senjata dengan mata tertutup usai upacara penutupan di Kawasan Monas, Jakarta, 25 September 2014. ANTARA/Wahyu Putro
TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Komando Strategis Angkatan Darat Letnan Jenderal Edy Rahmayadi memberikan ceramah mengenai wawasan kebangsaan di hadapan ratusan narapidana penghuni Rumah Tahanan Kelas 1 Salemba, Rabu, 30 Desember 2015.
Dalam ceramahnya, Edy memutarkan sebuah video yang menggambarkan percakapan seorang bayi dengan Tuhan ketika si bayi diturunkan ke dunia. Bayi tersebut tampak enggan diturunkan ke bumi sampai Tuhan menjamin bahwa di dunia nanti akan ada malaikat yang menjaga bayi tersebut bernama ibu.
Edy juga memutarkan video tentang seorang anak laki-laki yang memarahi ayahnya yang bertanya berulang-ulang mengenai burung apa yang sedang berada di depan pandangan mata mereka. Kemudian diketahui itu adalah burung gereja.
Sang ayah lantas memberikan sebuah buku yang berisi catatan hariannya saat ia menjawab pertanyaan sang anak selama 21 kali ketika anaknya menanyakan burung yang hinggap di depan mereka.
Sontak, video tersebut membuat beberapa narapidana yang hadir memakai baju berwarna putih menitikkan air mata. "Dalam bela negara yang pertama adalah kasih sayang terhadap orang tua," ucapnya.
Kehadiran Pangkostrad di Rutan Salemba bertujuan memberikan wawasan kebangsaan dan bela negara kepada para narapidana dan petugas di lembaga pemasyarakatan. Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM I Wayan Dusak turut hadir dalam acara tersebut.
Bamsoet Tegaskan FKPPI Harus Mampu Menjaga Pemilu Damai
21 Januari 2024
Bamsoet Tegaskan FKPPI Harus Mampu Menjaga Pemilu Damai
Bamsoet menegaskan peran Front Keadilan Pemuda dan Pemudi Indonesia (FKPPI) sebagai bagian integral dari bela negara, yang harus mampu menjaga kelancaran Pemilu 2024.
SBY Tetapkan 19 Desember Hari Bela Negara, Apa Alasannya?
19 Desember 2023
SBY Tetapkan 19 Desember Hari Bela Negara, Apa Alasannya?
Peringatan Hari Bela Negara ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono untuk mengenang jasa-jasa pahlawan dalam mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia pada 19 Desember 1948
Bela negara bukan sekadar siap angkat senjata. Bela negara termasuk mengatasi ancaman ideologi yang menyuburkan intoleransi, separatis, dan pemahaman religi yang dangkal.