Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, menjawab pertanyaan awak media, di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, 26 Mei 2015. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Senin petang, 19 Oktober 2015. Ryamizard diminta memaparkan makalah dan tujuan program bela negara yang pro dan kontra di tengah masyarakat.
Seusai bertemu dengan Presiden Jokowi, Ryamizard mengatakan tujuan bela negara adalah untuk mengubah perilaku anak bangsa sehingga bangga dan cinta terhadap Tanah Air-nya. Menteri Pertahanan menegaskan program bela negara berbeda dengan program wajib militer yang diterapkan sejumlah negara.
"Enggak ada saya ngomong wajib militer. Wajib militer ngapain? Wajib militer kan latihan militer, ini kan enggak. Ini mengubah otak supaya bangga kepada negara ini," kata Ryamizard di kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 19 Oktober 2015.
Ryamizard menuturkan program untuk memupuk rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan negara itu dilakukan melalui pelatihan tentang hukum, pendidikan kewarganegaraan dan Pancasila, sejarah perjuangan bangsa serta penanganan bencana alam.
"Akhirnya dia siap bekerja untuk bangsa dan negaranya. Bila perlu, mati untuk negaranya, berkorban," lanjutnya.
Menurut Menhan, Presiden Jokowi menanggapi program bela negara sebagai program yang bagus. Namun, pelaksanaannya program yang akan diresmikan pada 22 Oktober 2015 ini harus diatur dengan saksama.
"Bagus. Siapa yang bilang enggak bagus? Bagus dong, tinggal nanti pelaksanaannya," tegasnya.
Sebelumnya, Sekretariat Kabinet Pramono Anung mengatakan presiden ingin masyarakat punya disiplin yang baik dan etos yang lebih baik. Program tersebut, tambah Pram, sudah dipayungi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Bamsoet Tegaskan FKPPI Harus Mampu Menjaga Pemilu Damai
21 Januari 2024
Bamsoet Tegaskan FKPPI Harus Mampu Menjaga Pemilu Damai
Bamsoet menegaskan peran Front Keadilan Pemuda dan Pemudi Indonesia (FKPPI) sebagai bagian integral dari bela negara, yang harus mampu menjaga kelancaran Pemilu 2024.
SBY Tetapkan 19 Desember Hari Bela Negara, Apa Alasannya?
19 Desember 2023
SBY Tetapkan 19 Desember Hari Bela Negara, Apa Alasannya?
Peringatan Hari Bela Negara ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono untuk mengenang jasa-jasa pahlawan dalam mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia pada 19 Desember 1948
Bela negara bukan sekadar siap angkat senjata. Bela negara termasuk mengatasi ancaman ideologi yang menyuburkan intoleransi, separatis, dan pemahaman religi yang dangkal.