Jelang Muktamar, Muhammadiyah Tak Tertarik Bikin Partai  

Reporter

Jumat, 31 Juli 2015 21:22 WIB

Muhammadiyah

TEMPO.CO, Makassar - Sekretaris Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mukti mengatakan organisasinya tetap istikamah pada gerakan dakwah sebagai upaya pencerahan umat muslim. Muhammadiyah, kata Mukti, tidak akan terlibat pada politik praktis, serta menghindari wacana pembentukan partai politik di masa depan.

"Relasi Muhammadiyah dan politik susah selesai. Kita mengusung politik kebangsaan yang diaktualisasikan dengan gerakan dakwah," kata Abdul Mukti saat konferensi pers jelang Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar, Jumat petang, 31 Juli 2015.

Menurut Mukti, selama ini Muhammadiyah tetap banyak terlibat dalam arah kebijakan tata negara meskipun tidak terlibat langsung dalam gerakan partai politik. "Gerakan politik kami tidak bersifat formal," ujarnya.

Mukti menegaskan bahwa sejak puluhan tahun silam Muhammadiyah memutuskan bersikap netral serta tidak berafiliasi dengan partai politik tertentu. Meski begitu, Muhammadiyah tetap menjalin komunikasi dengan partai politik. Komunikasi terkait dengan berbagai macam strategi organisasi untuk menyikapi permasalahan serta realitas di masyarakat.

Mukti menyebutkan salah satu bentuk konsep politik kebangsaan yang diusung Muhammadiyah adalah dengan banyak membangun opini ihwal kebijakan pemerintah. Melalui pimpinan, Muhammadiyah berupaya memberikan tekanan politik kepada pemerintah agar mengupayakan kebijakan positif bagi masyarakat agar bisa diterima secara fundamental. "Statement dari Ketua Umum biasanya mewakili sikap politik Muhammadiyah," ujarnya.

Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar rencananya diisi dengan pembahasan sejumlah isu strategis di masyarakat. Menurut Mukti, organisasinya akan menggugat sejumlah isu yang secara tidak langsung menjadi kritik untuk pemerintah. "Misalnya privatisasi sumber air yang menyusahkan masyarakat tradisional, hingga keberadaan sistem otonomi daerah yang cenderung melahirkan raja-raja kecil di daerah," kata Mukti.

Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nasir menjelaskan bahwa pihaknya lebih tertarik membangun budaya dan keilmuan masyarakat dibandingkan terlibat aktif dalam politik. Salah satu tantangan umat muslim di Indonesia saat ini adalah rendahnya kualitas pendidikan dan sains yang mengakibatkan kekayaan alam yang melimpah tidak termanfaatkan dengan maksimal. "Kita mendorong masyarakat belajar agar tumbuh menjadi umat yang berbudaya, produktif, dan efisien," kata Haedar.

Menurut Haedar, upaya di bidang pendidikan juga terkait dengan misi Muhammadiyah sebagai gerakan pencerahan. Selama ini sebagian masyarakat disebut masih ketinggalan jauh dalam ilmu pengetahuan, yang mengakibatkan mereka sering kali melenceng dari tuntunan agama. "Contohnya, masih banyak orang melarikan masalah ke ranah mistis karena tidak sanggup memecahkannya dengan ilmu pengetahuan."

AAN PRANATA

Berita terkait

2 Periode Haedar Nashir Pimpin PP Muhammadiyah, Begini Profil dan Pemikirannya

21 November 2022

2 Periode Haedar Nashir Pimpin PP Muhammadiyah, Begini Profil dan Pemikirannya

Haedar Nashir kembali terpilih menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah untuk periode 2022-2027. Begini profil dan pemikirannya.

Baca Selengkapnya

Haedar Nashir Jadi Ketua Umum PP Muhammadiyah Lagi, Ganjar Pranowo: Selamat

21 November 2022

Haedar Nashir Jadi Ketua Umum PP Muhammadiyah Lagi, Ganjar Pranowo: Selamat

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengucapkan selamat kepada Haedar Nashir yang kembali terpilih jadi Ketua Umum PP MUhammadiyah di Muktamar Solo.

Baca Selengkapnya

Tutup Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah, Ini Pesan Wapres Ma'ruf Amin

20 November 2022

Tutup Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah, Ini Pesan Wapres Ma'ruf Amin

Ma'ruf Amin berujar visi Muhammadiyah sejalan dengan visi Indonesia yang tengah diperjuangkan, yaitu mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Baca Selengkapnya

Haedar Nashir Kembali Jadi Ketum PP Muhammadiyah, PAN: Kepemimpinannya Terbukti

20 November 2022

Haedar Nashir Kembali Jadi Ketum PP Muhammadiyah, PAN: Kepemimpinannya Terbukti

Menurut Sekjen PAN Eddy Soeparno, Haedar Nashir telah membuktikan peran strategisnya kala memimpin pada periode sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Terpilih Lagi Jadi Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir Sampaikan 4 Poin Penting

20 November 2022

Terpilih Lagi Jadi Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir Sampaikan 4 Poin Penting

Haedar Nashir menguraikan beberapa poin amanat yang diberikan kepadanya dalam memimpin Muhammadiyah ke depan.

Baca Selengkapnya

Haedar Nashir Terpilih sebagai Ketum PP Muhammadiyah 2022-2027

20 November 2022

Haedar Nashir Terpilih sebagai Ketum PP Muhammadiyah 2022-2027

Terpilihnya Haedar Nashir sebagai Ketum dan Abdul Mu'ti sebagai Sekum berdasarkan hasil Sidang Pleno VIII Muktamar Muhammadiyah ke-48

Baca Selengkapnya

Haedar Nashir Dinilai Berpeluang Besar Terpilih Lagi Jadi Ketua Umum PP Muhammadiyah

20 November 2022

Haedar Nashir Dinilai Berpeluang Besar Terpilih Lagi Jadi Ketua Umum PP Muhammadiyah

Menko PMK, Muhadjir Effendy berharap duet Haedar Nashir - Abdul Mu'ti dapat kembali memimpin Muhammadiyah untuk periode lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Ini 13 Anggota Tetap PP Muhammadiyah yang akan Gelar Musyawarah Pilih Ketum Baru

20 November 2022

Ini 13 Anggota Tetap PP Muhammadiyah yang akan Gelar Musyawarah Pilih Ketum Baru

Proses pemilihan 13 anggota PP Muhammadiyah Sabtu malam itu berlangsung sekitar empat jam dan selesai pada Ahad dinihari, 20 November 2022.

Baca Selengkapnya

Haedar Nashir Raih Suara Terbanyak Pemilihan 13 Anggota Tetap PP Muhammadiyah

20 November 2022

Haedar Nashir Raih Suara Terbanyak Pemilihan 13 Anggota Tetap PP Muhammadiyah

Setelah ditetapkan, 13 anggota PP Muhammadiyah yang baru akan mengadakan musyawarah untuk memilih Ketua Umum PP Muhammadiyah yang baru.

Baca Selengkapnya

Pidato di Muktamar Muhammadiyah, Haedar Nashir Ajukan 3 Pertanyaan Introspektif

20 November 2022

Pidato di Muktamar Muhammadiyah, Haedar Nashir Ajukan 3 Pertanyaan Introspektif

Dalam Muktamar Muhammadiyah di Kota Solo itu, Haedar Nashir bertanya tiga soal introspektif kepada para muktamirin. Apa saja?

Baca Selengkapnya