Romahurmuziy Sebut 4 Administrasi Kabinet Jokowi yang Amburadul

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 22 April 2015 04:31 WIB

Menurut Muhammad Romahurmuziy, Ketua Umum Suryadharma Ali bakal menjelaskan tindakannya yang dianggap melanggar beleid partai. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Ambon - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan hasil Muktamar Surabaya, Romahurmuziy mengungkapkan empat kejadian yang mencerminkan ketidakberesan dalam sistem administrasi kabinet Presiden Joko Widodo.

Amburadulnya sistem administrasi itu, menurut Romahurmuziy, bisa menjadi salah satu pertimbangan Jokowi untuk mengevaluasi Kabinet Kerja. Namun, Romahurmuziy menyerahkan kewenangan perombakan pemerintahan kepada Jokowi.

"Ada proses di lingkungan Kepresidenan tidak memiliki kehati-hatian dalam hal surat menyurat," kata Romy di Ambon, Senin 20 April 2015.

Romahurmuziy mengaku heran pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla kerap melakukan kekeliruan dalam hal administrasi selama enam bulan terakhir. "Di mana persoalannya? Masalah administrasi saja atau kelebihan beban kerja?" kata dia.

Adapun kekeliruan yang dimaksud, pertama, terkait surat perubahan nomenklatur Kementerian Koordinator. Romahurmuziy mengatakan awalnya Jokowi hanya menetapkan dua Kementerian Koordinator. "Seharusnya ada dua, tapi jadi empat Kemenko," kata Romahurmuziy.

Selain itu, Romahurmuziy berujar, surat pengangkatan Jaksa Agung Prasetyo juga tak bercap. Kemudian, surat pembatalan pelantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan juga dinilai cacat. "Ada satu paragraf dari draft yang dibuat Pak JK ternyata hilang, yaitu penyebutan Budi Gunawan sebagai tersangka, padahal ada terusannya 'dalam masa itu'."

Kekeliruan terakhir yang terjadi, kata Romahurmuziy, soal Peraturan Presiden terkait peningkatan tunjangan mobil bagi pejabat negara. Romahurmuziy menilai pemerintah tak sensitif terhadap beban rakyat karena pada saat yang sama harga bahan bakar minyak sedang melambung tinggi. Karena kontroversial, akhirnya Jokowi mencabut Perpres tersebut.

Meski sudah menemukan sekian kejanggalan, Romahurmuziy tak mendesak Presiden segera mengganti para pembantunya. Romahurmuziy juga tak sependapat dengan hasil survei Poltracking Indonesia yang menyatakan sebanyak 41,8 persen masyarakat setuju dengan wacana perombakan.

Menurut survei, publik menilai salah satu cara untuk memperbaiki tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah yaitu dengan pergantian menteri di kabinet. "Ah, itu ada kepentingan tertentu. KIH terserah presiden," kata mantan Sekretaris Jenderal PPP itu.

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Reaksi Perludem hingga Parpol Soal KPU Perpanjang Jadwal Rekapitulasi Suara

57 hari lalu

Reaksi Perludem hingga Parpol Soal KPU Perpanjang Jadwal Rekapitulasi Suara

KPU menerbitkan surat edaran perpanjangan rekapitulasi suara karena pertimbangan kondisi force majeure.

Baca Selengkapnya

KPU Perpanjang Jadwal Rekapitulasi Suara, PPP Khawatir Ada Ruang Negosiasi

59 hari lalu

KPU Perpanjang Jadwal Rekapitulasi Suara, PPP Khawatir Ada Ruang Negosiasi

PPP angkat bicara soal KPU yang memperpanjang waktu rekapitulasi suara di tingkat kecamatan, kabupaten, kota, atau Provinsi Aceh.

Baca Selengkapnya

Romy PPP Berharap Putusan MK soal Ambang Batas Parlemen Mulai Berlaku Saat Diputuskan

1 Maret 2024

Romy PPP Berharap Putusan MK soal Ambang Batas Parlemen Mulai Berlaku Saat Diputuskan

Romy PPP menyebut putusan MK soal penghapusan ambang batas parlemen adalah kemenangan kedaulatan rakyat.

Baca Selengkapnya

Beda Sikap di Internal PPP Soal Opsi Gabung dengan Prabowo-Gibran

1 Maret 2024

Beda Sikap di Internal PPP Soal Opsi Gabung dengan Prabowo-Gibran

Romahurmuziy mengatakan muncul dorongan dari berbagai daerah agar PPP menjadi oposisi di pemerintahan selanjutnya.

Baca Selengkapnya

Romahurmuziy Kembali Ke PPP, Eks Penyidik KPK: Tak Mengejutkan

3 Januari 2023

Romahurmuziy Kembali Ke PPP, Eks Penyidik KPK: Tak Mengejutkan

Kembalinya eks napi korupsi Romahurmuziy ke PPP dinilai bukan hal yang mengejutkan. Komitmen pemberantasan korupsi mengkhawatirkan.

Baca Selengkapnya

Muhammad Mardiono Bantah Ada Campur Tangan Istana Soal SK Kemenkumham

13 September 2022

Muhammad Mardiono Bantah Ada Campur Tangan Istana Soal SK Kemenkumham

Muhammad Mardiono menyatakan SK Kemenkumham bisa keluar secara cepat karena semua prosesnya sudah secara daring.

Baca Selengkapnya

Istana Belum Terima Permintaan Muhammad Mardiono Untuk Bertemu Presiden Jokowi

10 September 2022

Istana Belum Terima Permintaan Muhammad Mardiono Untuk Bertemu Presiden Jokowi

Permintaan Muhammad Mardiono untuk bertemu dengan Presiden Jokowi belum diterima pihak istana.

Baca Selengkapnya

Soal Campur Tangan Istana di Kisruh Internal PPP, Ini Kata Kubu Suharso Monoarfa

7 September 2022

Soal Campur Tangan Istana di Kisruh Internal PPP, Ini Kata Kubu Suharso Monoarfa

Kubu Suharso Monoarfa menilai Klaim kubu Muhammad Mardiono telah mendapatkan dukungan dari Istana terkait konflik internal PPP hanya klaim sepihak.

Baca Selengkapnya

Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

27 Oktober 2019

Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

Mantan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengunggah potret hitam-putih berisi kenang-kenangan bersama bekas koleganya, Susi Pudjiastuti.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

19 Oktober 2019

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mennggelar acara silaturahmi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menteri Kabinet Kerja Jokowi di Istana Negara.

Baca Selengkapnya