KSAD: Perang Akan Pindah ke Kawasan Khatulistiwa  

Reporter

Rabu, 1 April 2015 11:25 WIB

Sejumlah warga membawa jenazah balita yang tertimbun reruntuhan akibat serangan udara Arab Saudi di dekat Bandara Sanaa, Yaman, 26 Maret 2015. Serangan tersebut merupakan bagian dari operasi koalisi regional untuk menyelamatkan pemerintah Yaman. AP/Hani Mohammed

TEMPO.CO, Medan - Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo mengingatkan perang di kawasan teluk (Jazirah Arab) akan berganti ke kawasan Ekuator atau Khatulistiwa, termasuk Indonesia.

Penyebab perang di kawasan Ekuator karena kawasan ini subur dan masih memiliki sumber daya air dan energi berlimpah. TNI AD, menurut Gatot, sudah melakukan pemetaan sumber daya alam yang bisa menyebabkan konflik di kawasan Ekuator.

Gatot mengatakan pemetaan jumlah penduduk dunia dan ancaman perang karena perebutan sumber daya alam menjadi prioritas kewaspadaan nasional. Populasi penduduk dunia, seperti penelitian para ahli menurut Gatot, diperkirakan 12,3 miliar tahun 2043."

Dari jumlah tersebut, 9.8 miliar jiwa hidup di daerah non-Ekuator," kata Gatot dalam pertemuan dengan pimpinan daerah se-Sumatera bagian utara, yakni Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, dan Kepulauan Riau di Medan, Rabu, 1 April 2015.

TNI AD, ujar Gatot, memperkirakan penduduk dunia akan mencari pangan, air, dan energi di daerah Ekuator, termasuk ke Indonesia. Itu berpotensi menyebabkan Indonesia akan menjadi daerah konflik.

Gatot mengulangi pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengingatkan pemimpin Indonesia, termasuk di daerah, agar berhati-hati dengan kekayaan alam. "Sumber daya alam jika tidak dikelola dengan baik dan bermanfaat akan menjadi sumber pertikaian dalam negeri dan sumber konflik dunia seperti Arab Spring," kata Gatot.

TNI AD, menurut Gatot, akan terus mengingatkan kemungkinan kawasan Ekuator, termasuk Indonesia, menjadi daerah konflik karena populasi penduduk dunia yang semakin padat. "Akan ada perebutan sumber pangan, energi, dan air di Indonesia," ujar Gatot.

Ahli-ahli statistik menyebut tahun 1800 penduduk dunia 1 miliar. Tahun 2017 diperkirakan 8 miliar manusia. "Jadi bumi sudah melampaui kapasistasnya dihuni manusia. Itu ancaman bagi negara-negara yang kaya sumber daya alamnya, seperti Indonesia," tutur Gatot.

Sekitar 70 persen konflik dunia, menurut Gatot, berlatar belakang perebutan sumber energi. Sisa cadangan minyak dunia yang diperkirakan tinggal 45 tahun lagi menjadi kekhawatiran. Apalagi menurut Gatot, penggunaan energi hayati malah memicu krisis pangan dunia. "Jadi selain pangan, air bersih, energi Indonesia akan jadi rebutan negara-negara kuat," tutur Gatot.

SAHAT SIMATUPANG


Berita terkait

Bamsoet Tegaskan FKPPI Harus Mampu Menjaga Pemilu Damai

21 Januari 2024

Bamsoet Tegaskan FKPPI Harus Mampu Menjaga Pemilu Damai

Bamsoet menegaskan peran Front Keadilan Pemuda dan Pemudi Indonesia (FKPPI) sebagai bagian integral dari bela negara, yang harus mampu menjaga kelancaran Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

16 Januari 2024

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

pendaftaran online Akademi Militer atau Akmil akan dibuka pada 1 Februari 2024

Baca Selengkapnya

Hari Bela Negara Tak Bisa Dipisahkan Peran Sjafruddin Prawiranegara Presiden PDRI yang Dilupakan

19 Desember 2023

Hari Bela Negara Tak Bisa Dipisahkan Peran Sjafruddin Prawiranegara Presiden PDRI yang Dilupakan

Ditetapkannya Hari Bela Negara tak bisa dipisahkan dari peran Sjafruddin Prawiranegara Presiden Indonesia saat PDRI.

Baca Selengkapnya

SBY Tetapkan 19 Desember Hari Bela Negara, Apa Alasannya?

19 Desember 2023

SBY Tetapkan 19 Desember Hari Bela Negara, Apa Alasannya?

Peringatan Hari Bela Negara ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono untuk mengenang jasa-jasa pahlawan dalam mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia pada 19 Desember 1948

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Empat Pilar MPR dan Bela Negara Saling Menguatkan

1 Agustus 2023

Bamsoet: Empat Pilar MPR dan Bela Negara Saling Menguatkan

Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, dan sumber etika moral memberikan nafas sekaligus arah tujuan dalam upaya bela negara

Baca Selengkapnya

UGM Gelar Pelatihan Bela Negara, Apa Saja yang Dipelajari?

7 Desember 2022

UGM Gelar Pelatihan Bela Negara, Apa Saja yang Dipelajari?

Bela negara dari UGM ini diikuti oleh mahasiswa afirmasi asal Papua dan Papua Barat yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi sekitar DIY.

Baca Selengkapnya

Rektor: UI Siap Jalankan Program Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara

3 Desember 2022

Rektor: UI Siap Jalankan Program Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara

Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro menyatakan kesiapannya dalam menjalankan program yang diluncurkan pemerintah itu.

Baca Selengkapnya

9 Negara yang Memberlakukan Bela Negara Pasca-Perang Dunia II

28 September 2022

9 Negara yang Memberlakukan Bela Negara Pasca-Perang Dunia II

Yang teranyar adalah bela negara ala Presiden Putin, rakyat diminta terlibat dalam perang menyerang Ukraina. Perintah ini banyak ditolak warga.

Baca Selengkapnya

Bela Negara dalam Berbagai Spektrum, di Antaranya Wajib Militer Ala Putin

28 September 2022

Bela Negara dalam Berbagai Spektrum, di Antaranya Wajib Militer Ala Putin

Bela negara dalam spektrum keras, dapat dilakukan dengan cara melindungi negara dari ancaman musuh bersenjata di medan pertempuran.

Baca Selengkapnya

4 Pandangan tentang Komponen Cadangan atau Komcad TNI

10 September 2022

4 Pandangan tentang Komponen Cadangan atau Komcad TNI

keberadaan ASN dalam Komcad berguna untuk meningkatkan kualitas Komponen Cadangan

Baca Selengkapnya