TEMPO Interaktif, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai pengungkapan kasus kematian Munir berjalan lamban. Presiden, kata Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, juga menyatakan tidak puas dengan hasil penyelidikan."Presiden meminta agar kerja sama antara Tim Pencari Fakta Kematian Munir dengan instansi terkait lebih ditingkatkan dan diefektifkan agar menghasilkan hasil yang lebih signifikan," kata Sudi Silalahi dalam keterangan pers seusai pertemuan tim pencari fakta dengan Presiden di Kantor Presiden, Rabu (11/5). Presiden juga meminta pejabat-pejabat terkait dan instansi-instansi terkait untuk mendukung kerja tim. Seperti diketahui, kata Sudi, tim dibentuk berdasarkan keputusan presiden. Oleh sebab itu, Presiden berharap tidak ada kendala agar tim dapat menuntaskan kerjanya.Presiden hari ini juga memanggil sejumlah pejabat antara lain Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Widodo A.S., Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh, serta Menteri Hukum dan Perundang-undangan Hamid Awaluddin guna membahas masalah yang sama.Soal administrasi yang mendukung kerja TPF, menurut Sudi, ia juga diperintah presiden untuk membantu kelancarannya. "Saya akan segera mengambil langkah untuk meminta pejabat terkait segera menyelesaikan dukungan administrasi untuk dapat bekerja lebih efektif dan lancar," kata Sudi. Anggota tim Rachland Nashidik mengatakan, pengungkapan kasus Munir bukan soal yang sederhana. Dalam mencari keterangan dan informasi, ia mengatakan, tim mengalami berbagai hambatan. Tim, menurut Rachlan, telah menyampaikan kepada Presiden hal-hal yang dianggap kurang atau belum maksimal diberikan oleh lembaga-lembaga dalam membantu membuka "simpul-simpul penutup kasus Munir". Rachland mencontohkan kinerja kepolisian dan Badan Intelijen Negara.Asmara Nababan, anggota tim lainnya, pun menyatakan, tim tidak dibentuk untuk mengambil alih tugas kepolisian dan intelijen. Ia juga berharap tidak ada ekspektasi yang luar biasa kepada tim. Dimas Adityo