Kata Koalisi Merah Putih di Daerah Soal Pilkada  

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 15 September 2014 15:37 WIB

Juru bicara Koalisi Merah Putih, Tantowi Yahya (ketiga kiri) dan sekretaris jenderal partai anggota koalisi memberikan keterangan seusai sidang putusan MK di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, 21 Agustus 2014. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Gowa - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gowa dari Partai Amanat Nasional Abdul Haris Tappa mendukung pemilihan kepala daerah tidak langsung atau dilakukan oleh DPRD.

Menurut Haris, pilkada tidak langsung akan meminimalisasi kemungkinan hadirnya gesekan di antara masyarakat. (Baca: Jokowi Minta Pemerintah Tarik Beleid RUU Pilkada)

"Tidak ada lagi gesekan di masyarakat seperti yang terjadi dalam pilkada langsung. Pemilihan kepala daerah murni tanggung jawab DPR," kata Haris, Senin, 15 September 2014.

Hanya saja, menurut Abdul Haris, banyak pihak yang mengkhawatirkan bakal adanya proses transaksi politik yang lebih besar jika dilakukan di DPRD. Calon kepala daerah cenderung berkeinginan untuk membangun deal dengan anggota DPRD yang memiliki hak suara.

"Tapi hal itu tergantung person-nya," ujar Haris. Meski begitu, Haris menilai pilkada langsung juga memiliki kelebihan. Contohnya adalah rakyat memiliki kedaulatan untuk langsung memilih pemimpinnya. (Baca: Patrialis: Pilkada Lewat DPRD Minimalisir Konflik)

Wakil Ketua DPRD Gowa dari Partai Persatuan Pembangunan Said Pasang juga sepakat jika pilkada dilaksanakan di DPRD. Dengan pilkada tak langsung, anggaran yang dikeluarkan bisa lebih irit.

"Anggaran pilkada langsung yang selama ini mencapai Rp 17 miliar bisa berkurang menjadi Rp 50 juta. Jadi anggarannya bisa dialihkan ke sektor lain," jelasnya. Selain itu, menurut Said, pilkada langsung berpotensi menghadirkan konflik horizontal di masyarakat. Bahkan, memutus silaturahmi di antara anggota keluarga yang berbeda pilihan.

"Dan pertengkaran itu masih berlanjut sampai sekarang," sebut Said. Pilkada langsung juga menurutnya membuat masyarakat jenuh. Sebab, pemilihan berlangsung berkali-kali tanpa henti. (Baca: Patrialis Bantah Amien Rais Plinplan Soal Pilkada)

"Baru selesai pemilihan legislatif, ada pilpres. Setelah itu ada lagi pilkada. Rakyat bosan lihat baliho terpajang terus di mana-mana," kata Said. Dengan pilkada tak langsung, rakyat bisa diwakilkan oleh wakilnya di DPRD masing-masing. Jadi tidak ada istilah merampas kedaulatan rakyat.

AWANG DARMAWAN

Terpopuler
Ahok Minta Lulung Diam, tapi Ada Syaratnya
SBY Bingung Disalahkan Soal RUU Pilkada
Suryadharma: Ketua PPP Mendatang Harus ke Prabowo
Pilkada Langsung Boros? Ini Bantahannya
Menelisik Pengurusan Pelat Nomor Cantik Mobil Mewah

Berita terkait

Partai Buruh akan Gugat Aturan Pencalonan Pilkada ke MK, Ini Alasannya

3 hari lalu

Partai Buruh akan Gugat Aturan Pencalonan Pilkada ke MK, Ini Alasannya

Menurut Partai Buruh, parpol yang meraih suara di Pemilu Anggota DPRD 2024 seharusnya berhak mengusulkan paslon pada Pilkada.

Baca Selengkapnya

Penjelasan KPU soal Caleg Terpilih Pemilu 2024 Tak Wajib Mundur Jika Maju Pilkada

6 hari lalu

Penjelasan KPU soal Caleg Terpilih Pemilu 2024 Tak Wajib Mundur Jika Maju Pilkada

Ketua KPU Hasyim Asy'ari menjelaskan mengenai caleg terpilih Pemilu 2024 yang ingin ikut Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

KPU: Anggota DPR, DPRD dan DPD Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024

7 hari lalu

KPU: Anggota DPR, DPRD dan DPD Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024

KPU menjelaskan mengenai ketentuan anggota dewan yang ingin ikut pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

14 hari lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

17 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

20 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

49 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

56 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

18 Maret 2024

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

13 Maret 2024

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

Wayan Koster mengatakan PDIP masih menjadi partai terkuat di Pulau Dewata meskipun capres-cawapresnya belum berhasil menang.

Baca Selengkapnya