Aktivis Lingkungan Satu Suara Tolak RUU Pilkada  

Reporter

Senin, 15 September 2014 06:26 WIB

Aktivis yang tergabung dalam Koalisi Kawal RUU Pilkada melakukan aksi mendukung pelaksanaan pilkada langsung tanpa diwakili oleh DPRD di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, 14 September 2014. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah aktivis lingkungan di Kota Yogyakarta satu suara menyatakan menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang Pemilu Kepala Daerah yang dinilai bakal mengancam masa depan lingkungan perkotaan hingga pedesaan.

"Akan semakin banyak produk hukum daerah yang tak pro-lingkungan karena jadi proyek bancakan elite pemerintah dan DPRD," kata Suparlan, aktivis Wahana Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, kepada Tempo, Ahad, 14 September 2014.

Suparlan mencatat di era otonomi daerah yang selama ini didukung pemilihan langsung saja masih marak praktek transaksional antara legislatif dan pemerintah dalam menyusun peraturan daerah. Misalnya, masuknya pasal-pasal siluman hasil pesanan elite untuk memanipulasi penyusunan peraturan Rencana Tata Ruang Wilayah. (Survei: Pendukung Prabowo-Hatta Tolak RUU Pilkada)

"Kalau elite DPRD-nya bisa dipercaya tak masalah. Lha, sekarang siapa yang bisa percaya DPRD dengan banyaknya praktek transaksional yang kerap mencuat, baik saat kampanye atau ketika mereka bekerja," kata Suparlan.

RUU Pilkada dinilai Suparlan tak sekedar bentuk kemunduran demokrasi, tetapi juga ancaman tentang kondisi lingkungan yang lestari ke depan sesuai peruntukannya.

"RUU Pilkada akan mendorong terjadinya kerusakan lingkungan lebih kolektif. Tak ada yang bisa mengawasi rekam jejak calon pilihan partai, apa perusak lingkungan atau tidak," kata dia.

Aktivis pelestarian sungai dari Forum Kota Hijau Yogyakarta, Totok Pratopo, mengecam hadirnya RUU Pilkada karena akan membuat jarak lebih lebar antara komunitas pemerhati lingkungan dengan kepala daerah dan legislatif.

"Kepala daerah yang dipilih DPRD itu pasti orang pertama yang akan melindungi kepentingan kalangan pemilihnya sehingga sulit dikontrol kebijakannya," kata dia.

Berkaca dari bidang perlindungan sungai di Yogya, Totok melihat banyaknya aksi jual beli lahan di bantaran yang mengancam sungai yang notabene masih sulit dikendalikan pemerintah. Berbagai desakan dari masyarakat, termasuk membentuk tim pengendali kawasan sungai agar tak digerus pertumbuhan permukiman yang kian padat, seolah mental tak terakomodasi.

"Apalagi jika kepala daerah dipilih DPRD, semakin tak digubris desakan masyarakat nanti," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO





Terpopuler:
7 Serangan Ahok yang Bikin Lulung Geram
Alvin Lie: PAN Didirikan untuk Kedaulatan Rakyat
Densus 88 Tangkap Empat Warga Asing di Poso
Costa Hat-trick, Chelsea Bungkam Swansea City 4-2
Hasil Pertandingan Liga Primer Inggris



Berita terkait

Bahlil: Kalau Perusahaan Tak Perhatikan Lingkungan, Izin Berpeluang Dicabut

11 Januari 2022

Bahlil: Kalau Perusahaan Tak Perhatikan Lingkungan, Izin Berpeluang Dicabut

Bahlil mengapresiasi masukan dan saran dari berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mengingatkan tentang isu lingkungan.

Baca Selengkapnya

Penolak Reklamasi akan Adukan Pengembang Pulau C dan D ke KLHK  

25 Juli 2017

Penolak Reklamasi akan Adukan Pengembang Pulau C dan D ke KLHK  

Polisi menolak dengan alasan dugaan pelanggaran aturan tata ruang dan lingkungan yang diadukan sudah ditangani Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Baca Selengkapnya

Kapal Tongkang Merusak Terumbu Karang Taman Nasional Karimunjawa

21 Maret 2017

Kapal Tongkang Merusak Terumbu Karang Taman Nasional Karimunjawa

Lembaga swadaya masyarakat Alam Karimun mencatat, sudah lima kali tongkang menabrak terumbu karang.

Baca Selengkapnya

Akan Ada Pabrik Semen, Karst Karawang Selatan Terancam Punah

23 Oktober 2016

Akan Ada Pabrik Semen, Karst Karawang Selatan Terancam Punah

Kawasan karst Pangkalan dan areal Pegunungan Sanggabuana di Karawang selatan yang kaya goa alam terancam punah karena segera dibangun pabrik Semen.

Baca Selengkapnya

Butuh Tambahan Kawasan untuk Lepasliarkan Orang Utan

19 Oktober 2016

Butuh Tambahan Kawasan untuk Lepasliarkan Orang Utan

Seekor orang utan membutuhkan wilayah yang menjadi daya jelajahnya mencapai 100 hektare.

Baca Selengkapnya

Dana Pengawasan Pilkada 2015 di 27 Daerah Masih Bermasalah  

22 Agustus 2016

Dana Pengawasan Pilkada 2015 di 27 Daerah Masih Bermasalah  

Bawaslu telah meminta Mendagri Tjahjo Kumolo untuk memfasilitasi penyelesaian permasalahan dana hibah pengawasan pilkada 2015.

Baca Selengkapnya

KPU Susun Opsi Verifikasi Dukungan Calon Perseorangan  

12 Juli 2016

KPU Susun Opsi Verifikasi Dukungan Calon Perseorangan  

Hadar bakal meminta bantuan Direktorat Pendudukan dan Catatan Sipil memastikan keberadaan pendukung calon perseorangan.

Baca Selengkapnya

Kajian KPK: Ada Calon yang Hartanya Minus Maju di Pilkada  

29 Juni 2016

Kajian KPK: Ada Calon yang Hartanya Minus Maju di Pilkada  

KPK melakukan penelitian dengan mewawancarai 286 calon yang kalah pada pilkada. Ini temuannya.

Baca Selengkapnya

Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Muna Diwarnai Keributan  

19 Juni 2016

Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Muna Diwarnai Keributan  

Polisi mengevakuasi anggota KPUD Muna keluar dari TPS sambil melepaskan tiga tembakan ke udara.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Muna  

19 Juni 2016

Hari Ini Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Muna  

Ini merupakan pemungutan suara ulang yang kedua kali akibat saling gugat dua pasangan calon kepala daerah.

Baca Selengkapnya