Ali Maschan: Ancaman NU Tandingan Adalah Kekhawatiran PKB

Reporter

Editor

Rabu, 24 November 2004 14:42 WIB

TEMPO Interaktif, Surabaya: Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ali Maschan Moesa, menilai ancaman sejumlah kiai sepuh yang akan membentuk NU tandingan jika KH Hasyim Muzadi tak mau mundur dari pencalonan dan terpilih sebagai Ketua Umum PBNU dalam muktamar NU ke 31 di Asrama Haji Donohudan, Solo, adalah bentuk kekuatiran PKB atas menguatnya wacana Khittah murni. Demikian dikatakan Ali Maschan Moesa kepada Tempo, di rumahnya, Rabu (24/11). Menurutnya, selama ini hubungan NU-PKB belum jelas. PKB terlalu serakah, sehingga ingin mengambil semua porsi yang seharusnya untuk NU. "Sekarang PKB sudah kaya, mapan dan juga banyak duit," katanya.Sebelumnya, belasan kiai sepuh dari Jawa, NTB danKalimantan Selatan bertemu di Gedung Museum NU Surabaya,Selasa (23/11). Mereka menghasilkan lima opsi yang akan diperjuangkan untuk menjegal naiknya Hasyim ke pucuk pimpinan NU, diantaranya membentuk NU tandingan. Mereka juga akan mengembalikan kepemimpinan NU kepada dzurriyat (keturunan) pendiri NU KH Hasyim Asy'ari. "Insya Allah NU tandingan lebih baik ketimbang NU tandingan Abu Hasan dulu," kata KH Anwar Iskandar (Gus War) yang jadi juru bicara pertemuan. Opsi lainnya adalah akan mengirim tim khusus terdiridari para kiai sepuh untuk menemui Hasyim, agar mundursecara legowo. Para kiai sepuh juga akan mengirim timuntuk menemui KH Mustofa Bisri (Gus Mus) agar bersediadicalonkan sebagai Ketua Umum PBNU periode mendatangseperti hasil rapat para kiai sepuh di PondokPesantren (Ponpes) Langitan, Tuban, 10 November lalu.Selain itu, mereka akan mendorong Abdurrahman Wahid agar mau mencalonkan diri sebagai Rois Aam PBNU, tetapi dengancatatan ada jaminan hal itu dilakukan secara sungguh-sungguh. Ada pula yang mengusulkan agar GusDur bisa menemui KH Sahal Mahfud, untuk tidakmencalonkan diri sebagai Rois Aam. Sedangkan opsikelima adalah membuat NU tandingan. Hasil ini akandikonsultasikan lebih dulu kepada KH Abdullah Faqih,Langitan yang akan menjadi koordinator tim. Hadir dalam pertemuan itu, antara lain putra KH HasyimAsy'ari, KH Yusuf Hasyim (Tebu Ireng, Jombang), KHMuhaiminan Gunardho (Parakan, Jateng), KH AbdurrahmanChudori (Tegalrejo, Magelang), KH Warsun Munawar(Krapyak, Yogyakarta), KH Mas Subadar (Pasuruan) danKH Yahya Masduqi (Ciwaringin, Jabar). Sedangkan KH Abdullah Abbas (Buntet, Cirebon), KH Abdullah Faqih (Langitan) dan Tuan Guru Turmudzi (NTB) serta KH Hamdan(Banjarmasin) masing-masing diwakili putra dansantrinya serta sejumlah kiai sepuh dari pelosokJatim. "Saya khawatir, ini menjadi kekhawatiran PKB, kalau NUkembali ke khittah murni, PKB dipastikan gembosseperti PPP dan Masyumi dulu," kata Ali Maschanmengomentari hasil pertemuan sejumlah kiai sepuh yangsebagian besar berafiliasi ke PKB itu. Padahal kataAli Maschan, cabang-cabang NU yang mengikuti RapatKoordinasi Persiapan Muktamar, di Asrama HajiSukolilo, Surabaya, Selasa (23/11) mutlak mengatakanhubungan NU dan PKB dipertahankan. "Tapi MoU-nya yoopo (bagaimana). Itu menjadi tugas PBNU yang baru," kata Ali. Pengurus PBNU yang baru ditugasi bernegosiasi dengan PKBdan menjelaskan PKB tak akan ditinggal NU jikaMoU-nya jelas. "Kita tak akan meninggalkan PKB, tapiselama ini MoU-nya tak jelas. Jika jelas siapa sihyang tak mau PKB, apalagi PKB memang dibentuk olehPBNU," katanya. Meski demikian khittah tetap sepertipada Muktamar 27 di Situbondo 1984 bahwa NU takterlibat dengan partai politik manapun.Ali masih ingat pada 2002 lalu, di Hotel SahidJakarta, ketika PKB melakukan Mukernas di HotelSantika, seluruh PWNU dan DPW PKB se Indonesiaditambah PBNU dan DPP PKB, kumpul. Pertemuan itumenghasilkan beberapa poin penting, yaitu Parpol, NUdan pesantren yang merupakan komponen PKB mendapatporsi yang adil dalam posisi di legislatif daneksekutif. Waktu itu porsinya 40:30:30. Parpol 40 persen, NU 30 persen dan pesantren 30 persen, disingkat Penak (pesantren, Nahdlatul Ulama dan Kebangkitan Bangsa).Jika tidak, semua legislatif milik partai sedangkaneksekutif porsinya NU. "Tapi mana tak ada buktinya,"kata Ali. Ada kesan, NU hanya dijadikan ormasnya PKB. Meski hal itu bisa dianggap wajar, tapi bagi NU tak wajar dan tak masuk akal. "NU itu oleh PKB hanya disuruh wiridan, istighosah dan kalau ada Pilkada disuruh mendukung, lalu wiridan lagi," jelas Ali yang mengaku menjadi tim perumus ketika itu. Adi Mawardi - Tempo

Berita terkait

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

21 hari lalu

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.

Baca Selengkapnya

Gus Mus Sebut Urusan NU Menangkan Indonesia, Bukan Capres

29 Januari 2024

Gus Mus Sebut Urusan NU Menangkan Indonesia, Bukan Capres

Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus menegaskan bahwa tugas NU adalah memperbaiki kerja dan berupaya memenangkan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Ungkap Pertemuannya dengan Gus Mus

14 November 2023

Mahfud MD Ungkap Pertemuannya dengan Gus Mus

Cawapres Mahfud MD sowan ke kediaman Gus Mus. Sebelumnya Ganjar juga sowan ke Gus Mus. Mahfud ungkap hasil pertemuannya.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Para Tokoh Bangsa Temui Gus Mus Soal Mahkamah Konstitusi

14 November 2023

Fakta-fakta Para Tokoh Bangsa Temui Gus Mus Soal Mahkamah Konstitusi

Aliansi yang tergabung dalam Majelis Permusyawaratan Rembang itu menyampaikan keprihatinan mereka ihwal merosotnya Mahkamah Konstitusi atau MK.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Tokoh Sowan ke Gus Mus, Curhat soal Ancaman Pemilu 2024 Tidak Adil

12 November 2023

Sejumlah Tokoh Sowan ke Gus Mus, Curhat soal Ancaman Pemilu 2024 Tidak Adil

Alif mengatakan para tokoh menyampaikan dua poin kepada Gus Mus. Pertama, mengenai putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi.

Baca Selengkapnya

Nusron Wahid Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Apa Hubungan dengan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur?

8 November 2023

Nusron Wahid Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Apa Hubungan dengan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur?

Politisi Golkar Nusron Wahid menjadi Sekretaris TKN Prabowo-Gibran. Adakah hubungan kekerabatan dengan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur?

Baca Selengkapnya

Gus Mus Baca Puisi di Solo, Sebelum Mulai Ajak Penonton Doakan Palestina

2 November 2023

Gus Mus Baca Puisi di Solo, Sebelum Mulai Ajak Penonton Doakan Palestina

Dalam acara Gelar Sastra Jawa 2023, Gus Mus mengajak penonton untuk mendoakan Palestina sebelum membaca puisi-puisi karyanya dari berbagai zaman.

Baca Selengkapnya

Jokowi Siapkan Rp 39,47 Triliun untuk Belanja Pertahanan, Ini Jejak Anggaran Alutsista Sejak Era Sukarno

6 Oktober 2023

Jokowi Siapkan Rp 39,47 Triliun untuk Belanja Pertahanan, Ini Jejak Anggaran Alutsista Sejak Era Sukarno

Presiden Joko Widodo atau Jokowi anggarkan Rp 39,47 triliun untuk modernisasi alat utama sistem pertahanan. Ini jejak anggaran Alutsista sejak era Suk

Baca Selengkapnya

Manuver Merebut Suara NU

2 September 2023

Manuver Merebut Suara NU

Dipilihnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar disebut-sebut untuk mengerek elektabilitas mereka dengan mendulang suara NU.

Baca Selengkapnya